
Setelah Banjir Hebat Menerjang Pulau Dewata
Banjir hebat menerjang Pulau Dewata. Beragam tudingan terkait biang kerok banjir di Bali muncul: dari pemukiman di sempadan sungai hingga alih fungsi lahan.
Banjir hebat menerjang Pulau Dewata. Beragam tudingan terkait biang kerok banjir di Bali muncul: dari pemukiman di sempadan sungai hingga alih fungsi lahan.
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bali menyebut lahan persawahan di Pulau Dewata lenyap 6.521 hektare (ha) dalam enam tahun terakhir.
Setelah banjir besar di Bali, pemerintah didesak untuk merumuskan aturan tegas terkait alih fungsi lahan guna mencegah bencana serupa di masa depan.
"Kebijakan yang sedang kita lakukan, mungkin hampir sama dengan Pemda Provinsi, kita akan setop dulu alih fungsi (lahan), terutama yang kawasan sawah," katanya.
Belum usai dengan banjir besar yang melanda. Beberapa wilayah di Bali kembali diguyur hujan lebat hingga sungai meluap dan kembali banjir.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan temuan soal rendahnya tutupan hutan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di pulau Bali.
Situasi banjir besar di Bali yang memporakporandakan wilayah tersebut, sumber utamanya merujuk pada satu hal yakni alih fungsi lahan.
Hujan deras kembali mengguyur Denpasar, menyebabkan banjir di Gang Pandan Sari. Warga mengeluhkan alih fungsi lahan yang memperparah situasi.
Berbagai dugaan bermunculan terkait penyebab banjir Bali. Salah satunya alih fungsi lahan yang masif terjadi di Bali untuk mendukung industri pariwisata.
Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan alih fungsi lahan di Bali berkontribusi pada bencana banjir. Dia menekankan pentingnya reforestasi dan mitigasi.