Direktorat Samapta Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) mengerahkan sejumlah personel dan satu anjing pelacak untuk membantu pencarian lima korban banjir di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Mereka terseret arus banjir yang terjadi pada Minggu (2/2/2025) petang.
"Ada enam anggota dan satu ekor anjing polmas K9 berkemampuan SAR yang dikerahkan untuk membantu tim penyelamat mencari korban banjir Bima," kata Kanit Satwa Direktorat Samapta Polda NTB, Ipda Triana, dalam keterangannya, Rabu, (5/2/2025).
Triana meminta para personel yang dikerahkan ke Bima bersama anjing pelacak agar bisa bekerja sama dengan tim penyelamat di lokasi bencana. Harapannya korban banjir yang masih hilang dapat segera ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selalu waspada, tetap mengutamakan keselamatan diri dan satwa, serta terus berkoordinasi dengan Polres Bima Kota selama operasi pencarian korban banjir berlangsung," ujarnya.
Triana mengungkapkan Unit Satwa Direktorat Samapta Polda NTB telah mengembangkan program polmas K9 selama kurang lebih satu tahun terakhir, dengan melatih anjing yang berasal dari masyarakat untuk membantu berbagai tugas kepolisian, termasuk pencarian korban bencana dan deteksi narkotika.
"Saat ini kami baru memiliki satu ekor satwa SAR yang sudah terlatih untuk mengenali bau mayat manusia. Selain itu, kami juga memiliki dua ekor satwa narkotika," ungkap Triana.
Polda NTB akan terus berkolaborasi dengan masyarakat yang bersedia menyerahkan anjing untuk dilatih sebagai satwa SAR atau satwa narkotika. "Diharapkan, satwa-satwa ini dapat menjadi aset berharga dalam berbagai operasi kepolisian, terutama dalam situasi darurat seperti pencarian korban bencana," imbuhnya.
Sebelumnya, delapan orang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Wera. Tiga orang di antaranya ditemukan tewas. Sampai hari ini, lima korban lainnya masih dicari. Para korban banjir terdiri dari dua keluarga.
"Tiga orang sudah ditemukan. Sisanya lima orang masih dalam pencarian," kata Koordinator Pos SAR Bima Muhammad Darwis kepada detikBali, Senin (3/2/2025).
Darwis menjelaskan dari delapan korban tersebut, enam orang merupakan warga Desa Nanga Wera dan satu orang warga Desa Wora. "Sementara satu orang lainnya, warga Desa Nunggi, tertimbun tanah longsor," ujarnya.
(nor/gsp)