Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau masyarakat untuk menghindari destinasi wisata, terutama pantai dan taman rimbun, selama cuaca ekstrem melanda. Imbauan ini disampaikan untuk menjaga keselamatan warga dari potensi bencana.
"Yang kami khawatirkan keselamatan masyarakat, jangan sampai mereka ke sana (destinasi wisata), lalu ada gelombang pasang, dan akhirnya menjadi duka. Mereka kan ingin berkumpul bersama keluarga untuk senang-senang," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mataram Irwan Rahadi, Kamis (12/12/2024).
Irwan menjelaskan, cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pemkot juga memutuskan tidak menggelar hiburan akhir tahun untuk mengurangi risiko bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kami minta masyarakat lebih baik di rumah saja. Pertama, karena siklus bencana ini (yang ekstrem dan tidak menentu), lalu kedua, meminimalisir terjadinya dampak. Artinya pergantian tahun baru itu jangan dirayakan berlebihan, Pemkot Mataram juga tidak akan menggelar hiburan-hiburan akhir tahun," jelas Irwan.
Irwan juga mengingatkan agar masyarakat mematuhi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 400.66464SJ yang mengatur pengamanan pangan serta ketertiban masyarakat selama Nataru.
Sementara itu, BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem hingga 17 Desember 2024. Kondisi ini disebabkan oleh fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, Kelvin, dan Madden Jullian Oscillation (MJO), yang dapat memicu hujan lebat disertai petir dan angin kencang di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima, hingga Kota Bima.
(dpw/dpw)