Tembok Kapela Ambruk Tewaskan 2 Pekerja, Status Gunung Kelimutu Kini Waspada

Nusra Sepekan

Tembok Kapela Ambruk Tewaskan 2 Pekerja, Status Gunung Kelimutu Kini Waspada

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 26 Mei 2024 17:01 WIB
Dua pekerja tewas setelah tembok penyangga kapela di Ende, NTT, ambruk, Rabu (22/5/2024).
Dua pekerja tewas setelah tembok penyangga kapela di Ende, NTT, ambruk, Rabu (22/5/2024). (Foto: Dok. Polres Ende)
Bali -

Sejumlah peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat sorotan pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Salah satunya terkait insiden ambruknya tembok penyangga kapela yang menewaskan dua pekerja di Ende, NTT.

Masih dari Ende, status Gunung Kelimutu di daerah tersebut naik ke level waspada. Kenaikan status Gunung Kelimutu juga disertai dengan perubahan warna air salah satu dari tiga danau Kelimutu.

Selanjutnya, empat perempuan perempuan dan seorang pria yang diduga anggota polisi mengonsumsi minuman keras (miras) di Mapolres Sikka, NTT. Video keempat perempuan yang meneguk miras itu dikecam warganet setelah viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ada pula penangkapan pelaku penculikan bayi berusia tujuh bulan di Bima, NTB. Motif pelaku menculik anak tersebut agar suaminya mengirim uang kepadanya. Berikut ulasannya.

Tembok Penyangga Kapela Ambruk, Dua Pekerja Tewas

Tembok penyangga Kapela Santo Petrus Lokoboko di Dusun Waturoro, Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Ende, NTT, ambruk. Akibatnya, dua pekerja tewas setelah tertimpa tembok tersebut.

ADVERTISEMENT

Kepala Subseksi Penerangan Masyarakat Seksi Hubungan Masyarakat (Kasubsi Penmas Siumas) Polres Ende Aipda Supardin mengatakan dua pekerja itu tewas tertimpa saat mereka sedang bekerja menggali fondasi. "Dua korban yakni Pelipus Pani (47) dan Patrianusa Padi (56)," kata Supardin, Kamis (23/5/2024).

Supardin menuturkan musibah tersebut terjadi pada Rabu (22/5/2024) petang. Sekitar pukul 15.40 Wita, Pelipus Pani, Patrianus Padi, dan Hendrikus Rapa melakukan penggalian fondasi baru untuk mengganti tembok pengamanan tanah dan bangunan kapela.

"Tak lama bangunan tembok penyokong lama Kapela ambruk. Hendrikus Rapa mendengar suara runtuhan tersebut sehingga menyelamatkan diri dan meneriaki kedua korban," imbuhnya.

Supardin mengatakan kedua korban tidak mendengar teriakan Hendrikus Rapa sehingga mereka tertimbun material tembok penyangga kapela. Mereka kemudian melaporkan insiden itu ke polisi. "Korban dalam keadaan tengkurap dan sudah tidak bernyawa lagi," paparnya.

Kedua korban langsung dievakuasi ke rumah duka untuk disemayamkan. Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak autopsi.

Status Gunung Kelimutu Naik ke Level Waspada

Danau KelimutuDanau Kelimutu Foto: Dok. Kemenpar

Aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu meningkat. Status gunung yang berada di Kabupaten Ende, NTT, itu naik dari level I menjadi level II atau Waspada.

"Peningkatan aktivitas Gunung Kelimutu dinaikan ke level II Waspada terhitung mulai 24 Mei 2024, pukul 13.00 Wita," ujar Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan melalui keterangan tertulis yang diterima dari Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Budi Mulyanto, Jumat (24/5/2024).

Berdasarkan pengamatan PVMBG, kegempaan gunung setinggi 1.384 meter (m) itu mengalami kegempaan sejak 1-3 Mei 2024. "Satu kali gempa vulkanik dangkal, 77 kali gempa vulkanik dalam, 30 kali gempa tektonik lokal dan 85 kali gempa tektonik jauh," imbuh Hendra Gunawan.

Hendra lantas menyinggung perubahan warna air salah satu dari tiga danau Kelimutu. Menurutnya, terdapat sebaran belerang di permukaan air danau kawah II yang semakin intensif.

Selain itu, Hendra melanjutkan, terjadi perluasan sebaran endapan belerang di permukaan air danau kawah II. Hal itu menunjukkan peningkatan aktivitas sistem magmatik-hidrotermal yang ada di bawahnya.

Perubahan warna air danau yang disertai oleh peningkatan kegempaan, dia berujar, mengindikasikan terjadinya suplai magma ke permukaan. Hendra mengimbau masyarakat atau pengunjung di sekitar Gunung Kelimutu agar tidak berada di sekitar area kawah pada radius 250 m dari tepi kawah.

Menurut Hendra, potensi ancaman bahaya Gunung Kelimutu saat ini adalah erupsi freatik dan magmatik. Hal itu berpotensi menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter.

Dia menegaskan hasil pengamatan Gunung Kelimutu akan dievaluasi secara berkala. "Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan," pungkasnya.

Viral 4 Perempuan Minum Miras di Mapolres Sikka

Tangkapan layar empat perempuan saat memberi klarifikasi terkait aksi mengonsumsi miras di Mapolres Sikka, NTT. (Foto: Istimewa)Tangkapan layar empat perempuan saat memberi klarifikasi terkait aksi mengonsumsi miras di Mapolres Sikka, NTT. (Foto: Istimewa)

Empat perempuan dan seorang pria yang diduga anggota polisi viral di media sosial (medsos). Musababnya, mereka mengonsumsi minuman keras (miras) di Mapolres Sikka, NTT.

Berdasarkan video berdurasi 19 detik yang dilihat detikBali, mereka tampak menghisap rokok di sebuah ruangan. Ada pula yang memegang botol moke - minuman beralkohol khas Flores - dan meneguknya sembari berjoget.

Terlihat pula seorang pria yang diduga anggota polisi duduk di ruangan tersebut. Video itu juga dilengkapi teks bertulis 'kantor polres buat kaya kita punya kos'.

Kasi Humas Polres Sikka Iptu Susanto membenarkan bahwa keempat perempuan tersebut mengonsumsi miras di dalam Polres Sikka. Namun, dia membantah anggotanya ikut terlibat sebagaimana disebut dalam video viral itu.

"Bukan bersama anggota, karena anggota di ruangan sebelah," kata Susanto, Kamis (23/5/2024).

Susanto mengungkapkan saat kejadian anggota Polres Sikka sedang memediasi kasus perkelahian. Ia mengeklaim keempat perempuan itu mengonsumsi miras tanpa sepengetahuan petugas.

"Kami fokus di ruangan sebelah. Mereka (empat gadis) minum di ruangan sebelah. Mereka minum tanpa sepengetahuan kami," terangnya.

Meski begitu, Susanto menyebutkan anggota Polres Sikka yang bertugas saat itu itu telah diproses. "Saat ini, anggota yang bertugas diproses karena lalai," imbuhnya.

Setelah viral di medsos, keempat perempuan yang mengonsumsi miras di kantor polisi itu membuat video klarifikasi. Salah satu dari mereka, Winda, mengungkapkan dirinya mendatangi bagian SPKT Polres Sikka pada Minggu (19/5/2024).

Winda menuturkan dirinya datang untuk mendampingi temanya, Lili Sawa, yang terlibat perkelahian. Ia menyebut momen saat mengonsumsi moke itu dilakukan sebelum mediasi.

"Selama menunggu proses mediasi, saya, Winda, bersama dua teman saya tanpa mengetahui piket jaga, kami bertiga konsumsi moke," ujar Winda dalam video yang ditunjukkan Susanto.

Winda mengatakan mereka mengonsumsi moke di ruang kosong di belakang kantor SPKT. Ia pun menyampaikan permintaan maaf terkait perbuatan mereka yang mendapat hujatan dari warganet tersebut.

Geger Penculikan Bayi di Bima

Terduga pelaku penculikan anak, LS (tengah) ditangkap Polisi, di wilayah Kabupaten Dompu, NTB, Rabu, (22/5/2024) malam. (Dok. Polres Bima Kabupaten)Terduga pelaku penculikan anak, LS (tengah) ditangkap Polisi, di wilayah Kabupaten Dompu, NTB, Rabu, (22/5/2024) malam. (Dok. Polres Bima Kabupaten)

Seorang perempuan bernama Lisa ditangkap karena nekat menculik bayi berusia tujuh bulan di Kabupaten Bima, NTB. Polisi menyebut motif Lisa menculik anak tersebut agar suaminya mengirim uang kepadanya.

Lisa mengaku ke suami yang sedang bekerja di Malaysia telah melahirkan anak, agar dikirimi uang belanja. "Murni kasus penculikan anak. Jadi LS menculik anak ini untuk ditunjukkan ke suaminya, bahwa dia sudah melahirkan," kata Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten Iptu Abdul Malik, Kamis (23/5/2024).

Saat diinterogasi polisi, Lisa menyebut dirinya sempat berada di Malaysia bersama suaminya. Namun, ia pulang ke Indonesia lebih awal dengan alasan sedang hamil.

"Saat tiba di kampung halaman, pelaku ini sudah hamil empat bulan, tapi keguguran," tutur Malik.

Lisa yang keguguran justru tidak memberitahukan kepada suaminya. Untuk mengelabui suami, ia nekat menculik anak orang lain dengan harapan suaminya percaya bahwa dia sudah melahirkan seorang anak.

"Sebelum ditangkap, terduga pelaku sempat menunjukkan foto anak yang diculik ini kepada suaminya. Tujuannya agar suaminya percaya dia sudah melahirkan anak dan bisa kirim uang," imbuhnya.

Lisa menculik bayi itu di Desa Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, pada Selasa (21/5/2024). Keesokan harinya, dia ditangkap di Dompu.

Bayi laki-laki bernama Muhammad Alfia itu ditemukan oleh seorang polisi yang bertugas di Polres Dompu. Polisi tersebut adalah warga Desa Rabakodo yang masih bertetangga dengan orang tua korban.

Lisa ditangkap saat bersama korban penculikan di salah satu rumah warga. "Terduga pelaku akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku," tandas Malik.




(iws/iws)

Hide Ads