Empat perempuan dan seorang pria yang diduga anggota polisi viral di media sosial (medsos). Musababnya, mereka mengonsumsi minuman keras (miras) di Mapolres Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan video berdurasi 19 detik yang dilihat detikBali, mereka tampak menghisap rokok di sebuah ruangan. Ada pula yang memegang botol moke - minuman beralkohol khas Flores - dan meneguknya sembari berjoget.
Terlihat pula seorang pria yang diduga anggota polisi duduk di ruangan tersebut. Video itu juga dilengkapi teks bertulis 'kantor polres buat kaya kita punya kos'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasi Humas Polres Sikka Iptu Susanto membenarkan bahwa keempat perempuan tersebut mengonsumsi miras di dalam Polres Sikka. Namun, dia membantah anggotanya ikut terlibat sebagaimana disebut dalam video viral itu.
"Bukan bersama anggota, karena anggota di ruangan sebelah," kata Susanto, Kamis (23/5/2024).
Susanto mengungkapkan saat kejadian anggota Polres Sikka sedang memediasi kasus perkelahian. Ia mengeklaim keempat perempuan itu mengonsumsi miras tanpa sepengetahuan petugas.
"Kami fokus di ruangan sebelah. Mereka (empat gadis) minum di ruangan sebelah. Mereka minum tanpa sepengetahuan kami," terangnya.
Meski begitu, Susanto menyebutkan anggota Polres Sikka yang bertugas saat itu itu telah diproses. "Saat ini, anggota yang bertugas diproses karena lalai," imbuhnya.
Setelah viral di medsos, keempat perempuan yang mengonsumsi miras di kantor polisi itu membuat video klarifikasi. Salah satu dari mereka, Winda, mengungkapkan dirinya mendatangi bagian SPKT Polres Sikka pada Minggu (19/5/2024).
Winda menuturkan dirinya datang untuk mendampingi temanya, Lili Sawa, yang terlibat perkelahian. Ia menyebut momen saat mengonsumsi moke itu dilakukan sebelum mediasi.
"Selama menunggu proses mediasi, saya, Winda, bersama dua teman saya tanpa mengetahui piket jaga, kami bertiga konsumsi moke," ujar Winda dalam video yang ditunjukkan Susanto.
Winda mengatakan mereka mengonsumsi moke di ruang kosong di belakang kantor SPKT. Ia pun menyampaikan permintaan maaf terkait perbuatan mereka yang mendapat hujatan dari warganet tersebut.
(iws/iws)