Status Gunung Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), naik menjadi level 2 (waspada). Status waspada itu berlaku mulai 3 Desember 2024.
"Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental hingga tanggal 2 Desember 2024 serta dengan mempertimbangkan potensi ancaman bahaya, maka tingkat aktivitas gunung Anak Ranakah dinaikkan dari level I (normal) menjadi level II (waspada) terhitung tanggal 3 Desember 2024," tulis Kepala Badan Geologi KESDM Muhammad Wafid A.N, dalam keterangannya, Selasa (3/12/2024) malam.
Badan Geologi bersurat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD), gubernur NTT, dan bupati Manggarai, perihal kenaikan status itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamatan visual, jelas Wafid, Gunung Anak Ranakah terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 15-28 derajat celsius.
Pada pengamatan instrumental, kegempaan yang terekam pada periode tersebut, yakni: 18 kali gempa lowfrequency (LF), 1 kali gempa vulkanik dangkal, 25 kali gempa vulkanik dalam. Terekam gempa yang berkaitan dengan aktivitas tektonik, yakni 57 kali gempa tektonik lokal dan 132 kali gempa tektonik jauh.
Pengamatan visual selama periode 1 November-2 Desember 2024 tidak ada anomali asap dari kawah ataupun kubah utama gunung tersebut. Hasil pengamatan lapangan, teramati asap yang bersumber di bawah kubah di sisi barat laut dan barat daya.
"Aktivitas asap berwarna putih tipis dengan intensitas lemah," kata Wafid.
Ia mengatakan kegempaan masih didominasi oleh rekaman yang berkaitan dengan aktivitas tektonik, baik itu berupa gempa tektonik lokal maupun tektonik jauh dan menunjukkan peningkatan signifikan. Gempa LF menunjukkan peningkatan signifikan bila dibandingkan Oktober 2024.
"Kemunculan gempa LF mengindikasikan adanya resonansi aliran fluida (magma/gas/uap air) yang mengisi rongga, pipa, atau rekahan di bawah Gunung Anak Ranakah," jelas Wafid.
"Sedangkan kemunculan gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam mengindikasikan adanya proses peretakan batuan akibat dari adanya suplai magmatik dangkal dan dalam yang mengubah tekanan pada tubuh Gunung Anak Ranakah," lanjut dia.
Wafid meminta masyarakat di sekitar Gunung Anak Ranakah maupun pengunjung, wisatawan, atau pendaki agar tidak mendekati, memasuki dan beraktivitas di dalam radius 1 km dari kawah aktif.
(dpw/gsp)