Penjelasan RSUD-Puskesmas di Bima soal Pasien Gawat Darurat Diangkut Pikap

Penjelasan RSUD-Puskesmas di Bima soal Pasien Gawat Darurat Diangkut Pikap

Rafiin - detikBali
Rabu, 24 Apr 2024 14:35 WIB
Tangkapan layar pasien gawat darurat di Bima yang dirujuk ke RSUD Bima menggunakan pikap karena diduga ditolak Puskesmas Bolo dan RSUD Sondosia, Selasa (23/4/2024).
Tangkapan layar pasien gawat darurat di Bima yang dirujuk ke RSUD Bima menggunakan pikap karena diduga ditolak Puskesmas Bolo dan RSUD Sondosia, Selasa (23/4/2024).
Bima -

RSUD Sondosia dan Puskesmas Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), buka suara terkait pasien gawat darurat bernama Rangga yang diangkut menggunakan pikap saat dirujuk ke RSUD Bima. Pasien yang mengidap penyakit autoimun itu terpaksa naik pikap lantaran tak mendapat layanan mobil ambulans.

"Maaf kepada pasien dan keluarga maupun masyarakat yang menyayangkan kejadian ini," kata Direktur RSUD Sondosia, Firman, kepada detikBali, Rabu (24/4/2024).

Firman mengungkapkan tim medis di IGD RSUD Sondosia awalnya mengarahkan Rangga agar mendapat penanganan terlebih dahulu sebelum dirujuk ke RSUD Bima. Menurutnya, dokter baru bisa mengeluarkan perintah rujukan setelah memeriksa kondisi pasien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil pemeriksaan dan atau penanganan ini baru diputuskan pasien untuk dirujuk. Itu juga setelah mendapat persetujuan rumah sakit tujuan rujukan, baru dikirim," ungkapnya.

Menurut Firman, saat itu pasien sudah berada di atas pikap dan belum sempat masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sondosia. Ia menilai hal itulah yang menyulitkan tim medis untuk melaksanakan tugasnya. Pada saat yang sama, Firman berujar, ada pasien gawat darurat yang masuk IGD dan harus ditangani.

"Sedangkan sopir ambulans tidak bisa berangkat sebelum ada pengantar atau surat rujukan untuk pasien," imbuh Firman.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bolo, Nurjanah, mengatakan Rangga diantar keluarganya menggunakan pikap pada Selasa (23/4/2024) malam. Kata dia, mereka tiba di bagian UGD Puskesmas Bolo sekitar pukul 19.40 Wita.

"Salah seorang keluarga dari pasien ini diterima oleh dua petugas kami di bagian UGD. Sementara pasien masih di atas mobil pikap," kata Nurjanah.

Saat Rangga datang, Nurjanah berujar, kapasitas ranjang untuk pasien di puskesmas tersebut sudah terisi semua. Menurutnya, daya tampung ruangan UGD yang sudah penuh itu tidak memungkinkan pasien untuk segera mendapatkan pelayanan.

Karena itulah, Nurjanah melanjutkan, petugas puskesmas menyarankan pasien untuk dibawa langsung ke RSUD Sondosia yang wilayah kerjanya masih berada di Kecamatan Bolo. "Karena kalau melewati proses rujukan, pasien harus dirawat dulu di puskesmas," jelasnya.

Nurjanah mengingatkan warga yang sakit tidak perlu menunggu parah baru mendatangi fasilitas kesehatan (faskes). Hal itu untuk mengantisipasi kegawatdaruratan pasien sehingga bisa mendapatkan pelayanan rawat jalan.

Sesuai ketentuan yang ada, tambah dia, pasien atau keluarga pasien tidak memiliki kewenangan untuk menentukan apakah seorang pasien layak dirujuk lanjutan atau tidak. Sebab, hal itu adalah kewenangan mutlak tenaga medis.

"Sangat tidak memungkinkan pasien datang ke puskesmas langsung meminta (dirujuk) karena ada prosesnya. Tapi kondisi di Kecamatan Bolo boleh langsung ke RSUD Sondosia tanpa melewati proses rujukan," pungkas Nurjanah.

Sebelumnya, Rangga diangkut menggunakan pikap saat perjalanan menuju RSUD Bima. Momen pasien laki-laki terbaring di bak pikap itu diunggah oleh paman Rangga bernama Nawir melalui Facebook. Nawir menyebut iparnya itu terpaksa naik pikap lantaran tak mendapat mobil ambulans setelah ditolak oleh Puskesmas Bolo dan RSUD Sondosia.




(iws/nor)

Hide Ads