"Rata-rata para korban itu digigit oleh anjing peliharaan yang tidak dikandangkan maupun diikat," ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan Sadipun kepada detikBali, Minggu (21/4/2024).
Terbaru, Yohanes berujar, korban gigitan anjing rabies dialami oleh warga asal Dusun Lei, Desa Tuanggeo, Kecamatan Palue, bernama Teofilus Mboe. Teofilus digigit pada Jumat (19/4/2024) sekitar pukul 16.00 Wita.
Saat itu, Teofilus bersama tim penanggulangan rabies dari Desa Tuanggeo hendak mengeliminasi anjing rabies di rumah warga. Tiba-tiba, anjing tersebut langsung menyerang Teofilus hingga kedua tangannya terluka.
"Korban itu masuk di tim penanggulangan rabies di desa untuk eliminasi anjing. Saya juga tidak mengerti, mereka mau turun eliminasi tapi tidak bawa parang dan kayu," jelas Yohanes.
Menurut Yohanes, pria berusia 35 tahun itu telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere untuk mendapatkan pertolongan medis. "Saat ini sudah dirawat di RSUD TC Hillers Maumere," bebernya.
Yohanes mengimbau warga Sikka untuk mengandangkan, mengikat, dan membawa anjing peliharaannya untuk mendapatkan vaksin secara berkala. Menurutnya, hal itu menjadi langkah preventif untuk menekan kasus rabies di Sikka.
"Kalau tidak ikat anjing sekaligus bawa untuk divaksin, bila terjadi gigitan, maka orang itu harus bertanggung jawab," pungkasnya.
(iws/nor)