Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus pukul 12.53 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak, Sabtu (2/3/2024). Warga sekitar diminta membawa turun ternak mereka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata Andris Koban mengatakan sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas warga berada pada dua sampai empat kilometer (km) dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
"Waktu kami sosialisasi dengan Ibu Kapolres dan TNI, kami imbau ternak di gunung agar iturunkan supaya (warga) tidak perlu naik ke atas," ujar Andris kepada detikBali, Sabtu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Pemkab Lembata telah menyiapkan posko siaga darurat bencana yang berlokasi di kantor BPBD. Saat ini tengah diberlakukan pengungsian mandiri dan terbatas. Pengungsian mandiri artinya warga mengungsi di rumah keluarga. Terpenting, datanya tersampaikan desa ke posko siaga darurat.
"Terbatas artinya Pemkab siapkan tenda darurat untuk mengungsi," terang Andris.
Andris mengatakan BPBD menjalankan piket selama 24 jam. Tak hanya di posko, tetapi di desa-desa terus dipantau selama 24 Jam.
"Sementara untuk perangkat desa mereka aktifkan pos siaga darurat di desa, linmas, mereka harus siapkan peringatan dini di desa, kemudian titik kumpul di desa," tandasnya.
Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Syawaludin menerangkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang condong ke arah tenggara.
"Erupsi ini terekam seismograf dengan amplitudo 25,9 milimeter (mm) dan durasi kurang lebih 36 detik," terangnya dalam keterangan resmi yang diterima detikBali, Sabtu.
(hsa/iws)