Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus disertai lontaran lava pijar pada Minggu (2/3/2025) pukul 20.17 Wita.
"Letusan disertai lontaran lava pijar dan gemuruh yang kuat," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Fajaruddin M. Balido, dalam keterangan resminya.
Gunung berstatus level II (Waspada) ini memuntahkan kolom abu setinggi 200 meter di atas puncak atau sekitar 1.623 meter di atas permukaan laut. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo 13,5 milimeter dan durasi sekitar 39 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajaruddin mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok agar tidak memasuki atau melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung.
"Masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dari bagian timur puncak kawah Gunung Ile Lewotolok," imbuhnya.
Ia juga mengingatkan warga Desa Amakaka untuk tidak memasuki area sektoral barat sejauh 2,6 kilometer dari pusat aktivitas gunung serta mewaspadai potensi bahaya longsoran lava dari bagian barat puncak kawah.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," tandasnya.
Sementara itu, seorang warga Lembata, Helena Salwa, mengaku mendengar suara gemuruh dari puncak gunung saat erupsi terjadi.
"Saya dengar gemuruh. Awalnya saya kira bunyi motor, ternyata bunyi gunung," ujarnya.
(dpw/dpw)