Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada pukul 09.22 Wita, Selasa (14/1/2025). Saat meletus, gunung berstatus level II atau Waspada ini memuntahkan kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak atau kurang lebih 1.924 meter di atas permukaan laut. Masyarakat sekitar diminta mewaspadai longsoran lava.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7,2 milimeter (mm) dah durasi kurang lebih 32 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, dalam siaran pers yang diterima detikBali, Selasa.
Stanis menyebut kolom abu Gunung Ile Lewotolok teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah timur. Stanis mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, maupun wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diminta agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dari bagian timur kawah Gunung Ile Lewotolok.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan, serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara kawah Gunung Ile Lewotolok," imbuhnya.
Stanis berharap masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok, serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Selain itu, juga mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dari bagian barat kawah Gunung Ile Lewotolok.
Stanis juga meminta semua warga terdampak untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik. Untuk itu, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," tandasnya.
(hsa/gsp)