Gunung Ile Lewotolok Meletus Dua Kali Pagi Ini

Gunung Ile Lewotolok Meletus Dua Kali Pagi Ini

Yurgo Purab - detikBali
Sabtu, 02 Mar 2024 09:25 WIB
Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Sabtu (2/3/2024).
Foto: Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Sabtu (2/3/2024). (PVGA Ile Lewotolok)
Flores Timur - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus dua kali pagi ini, Sabtu (2/3/2024).

"Dua kali letusan dengan amplitudo 35-36,6 milimeter (mm) dengan durasi 41-43 detik," ujar petugas Pos Pengamat Gunung Ile Lewotolok, Jefry Pugel, kepada detikBali, Sabtu.

Jefri menerangkan gunung berstatus level III (siaga) ini juga mengalami 95 kali embusan dengan amplitudo 2-17,1 mm dengan durasi 53-168 detik dan sekali guguran dengan amplitudo 3 mm, dengan durasi 17 detik.

"Tiga kali tremor nonharmonik, dengan amplitudo 4,3-8 mm, dengan durasi 118-218 detik. Selain itu, terjadi vulkanik dalam dengan jumlah sekali dengan amplitudo 2,8 mm, dengan durasi 6 detik," terangnya.

Jefri mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung atau pendaki atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, Jefri melanjutkan, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.

Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung atau pendaki juga wisatawan serta masyarakat di Desa Jontona dan Desa Todanara diimbau agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara. Yakni, sejauh empat kilometer pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

Selain itu, masyarakat dan turis diminta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan serta tenggara (puncak kawah).

" Masyarakat Desa Jontana diungsikan ke daerah yang lebih aman," tandasnya.

Selain itu, terangnya, untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," tandas Jefri.




(hsa/hsa)

Hide Ads