Tiga orang meninggal dunia akibat digigit anjing rabies di daratan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Mei 2023. Korban tersebar di tiga kabupaten, yakni Ende, Sikka, dan Manggarai Timur.
"Data kematian akibat (digigit anjing) rabies ada tiga orang," ungkap Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata yang juga Spesialis Penyakit Dalam RSUD Maumere Asep Purnama, Sabtu (27/5/2023). Korban meninggal mulai dari usia empat hingga 15 tahun.
Anak usia 15 tahun meninggal di Kabupaten Ende pada 7 Mei 2023, bocah empat tahun di Kabupaten Sikka meninggal pada 8 Mei 2023; dan anak usia 8,5 tahun meninggal di Manggarai Timur pada 25 Mei 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan munculnya korban rabies ini, Asep meminta warga untuk menghindari anjing. Untuk anjing yang belum mendapat vaksinasi, ia meminta pemiliknya mengikat agar tidak berkeliaran.
"Dengan tidak berkeliaran, maka anjing tidak tertular rabies dari anjing lain, dan jika anjing tertular rabies, anjing tersebut tidak bisa menggigit kita karena diikat," kata Asep.
Dalam situasi seperti saat ini, kata dia, setiap anjing harus dicurigai tertular rabies. Oleh karena itu, sebisa mungkin untuk menghindari kontak dengan anjing yang tidak jelas status vaksinasi dan kepemilikannya.
"Bahkan, jika anjing Anda selama ini dibiarkan berkeliaran atau diliarkan, sebaiknya untuk saat ini tidak kontak terlebih dahulu dengan cara mengikatnya," katanya.
Saat ini, jelas dia, menghindari anjing menjadi salah satu upaya mencegah rabies yang perlu dilakukan. "Kami tidak tahu kapan akan muncul gejala rabies dan dengan tiba-tiba secara agresif menggigit kita?" ujar Asep.
Ia menjelaskan saat ini belum ada obat rabies. Tapi, kematian akibat virus rabies bisa dicegah dengan melakukan cuci luka dengan sabun usai gigitan hewan penular rabies.
Selanjutnya memberi vaksinasi aktif (Vaksin Anti Rabies) dan atau vaksinasi pasif (Serum Anti Rabies). Namun, ia mengingatkan persediaan vaksin akan habis jika kasus gigitan melonjak tajam. Apalagi, harga vaksin rabies sangat mahal.
Untuk seseorang dengan berat badan 45 kilogram, diperlukan empat vial VAR seharga Rp 612.000, dan tiga vial SAR seharga Rp 4,9 juta. "Harga yang sangat mahal, sehingga sulit mengharapkan ketersediaan VAR dan SAR dalam jumlah yang cukup dalam jangka panjang," tegas Asep.
"Sekali lagi, upayakan dengan sekuat tenaga agar menghindari anjing untuk mencegah terjadinya gigitan anjing. Mohon perhatian khusus untuk anak-anak yang belum mampu menghindari gigitan, risiko tinggi," tandas Asep.
(efr/nor)