Seorang bocah berinisial M asal Wangkung, Desa Poco Ri'i, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia di RSUD Borong, Kamis (25/5/2023). Bocah perempuan berusia 8,5 tahun itu sempat digigit anjing pada 10 Mei 2023. M meninggal dunia dengan gejala klinis mengarah pada rabies.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur bakal mengeliminasi semua anjing di Wangkung, tempat M digigit, hingga radius 10 kilometer. Hanya anjing yang dikandangkan atau diikat yang tidak dieliminasi.
"Tadi kami sudah rapat bersama Dinkes, dipimpin oleh Pak Sekda, intinya kami akan segera melakukan eliminasi HPR (hewan penular rabies) di wilayah tempat korban digigit dan sekitarnya. Itu di Wangkung Desa Poco Rii. Semuanya anjing (yang dieliminasi)," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Timur Maximus Jujur Nohos, Jumat (26/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Radius 10 kilometer dari tempat gigitan HPR itu dibunuh semua, kecuali yang dikandang atau diikat. Yang diikatpun hanya batas dua ekor satu KK, di luar itu akan divaksin," lanjut dia.
Maximus mengatakan tidak melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap anjing yang menggigit M untuk memastikan anjing itu rabies atau tidak. Ia beralasan kasus gigitan anjing itu sudah terjadi lebih dari dua pekan dan tidak dilaporkan.
"Seharusnya ada pemeriksaan lab. Kasus gigitan ini sudah terjadi pada 10 April 2023 dan tidak dilaporkan. Sehingga kami tidak sempat mengambil sampelnya untuk diperiksa di lab," imbuhnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur Pranata K Agas mengatakan M meninggal dunia di RSUD Borong setelah dirujuk dari Puskesmas Lebi. Ia mengatakan M tidak pernah berobat ke puskesmas setelah digigit anjing.
M baru dibawa ke Puskesmas Lebi pada 25 Mei 2023. Ketika itu, kondisinya sudah memburuk sehingga dirujuk ke RSUD Borong. Bocah malang tersebut meninggal pada hari itu juga.
"Berdasarkan keterangan, sejak pasien digigit anjing tidak pernah berobat ke puskesmas terdekat dalam hal ini Puskesmas Lebi. Berdasarkan gejala yang ada, dugaan klinis mengarah pada rabies," jelas Agas.
(iws/nor)