Air di Gili Trawangan-Meno Diputus Sepihak, Warga dan Pengusaha Protes

Lombok Utara

Air di Gili Trawangan-Meno Diputus Sepihak, Warga dan Pengusaha Protes

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 06 Des 2022 17:25 WIB
Puluhan warga dan pengusaha hotel protes akibat pemutusan suplai air bersih di dua Gili Lombok Trawangan dan Meno, Selasa (6/12/2022). Foto: Ahmad Viqi
Puluhan warga dan pengusaha hotel protes akibat pemutusan suplai air bersih di dua Gili Lombok Trawangan dan Meno, Selasa (6/12/2022). Foto: Ahmad Viqi
Lombok Utara -

Puluhan warga, pengusaha hotel dan restoran di dua Gili Lombok yakni Trawangan dan Meno mengeluhkan dan melayangkan protes adanya pemutusan sepihak suplai air bersih yang sudah berlangsung selama 6 hari. Rupanya, pemutusan suplai air tersebut dilakukan PT Berkat Air Laut (BAL) sebagai pengelola air bersih di dua gili tersebut usai izin operasi dicabut pihak Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB.

Penghentian ini lantaran adanya surat permintaan penghentian operasional PT BAL dari PT Gerbang NTB Emas (GNE) yang tertuang dalam surat nomor: 151/GNE-DIR/XII/2022. Dalam surat itu meminta agar PT BAL melakukan penutupan dan penghentian kegiatan, serta distribusi air ke pelanggan di dua Gili Lombok sejak 1 Desember 2022.

Pengusaha hotel di Gili Trawangan Zainudin (49) mengatakan penutupan suplai air bersih dari PT BAL sejak tanggal 1 Desember 2022 sangat merugikan masyarakat dan pengusaha di dua Gili.

"Bayangkan banyak tamu kami cancel booking karena persoalan air yang jadi kebutuhan hidup sehari-hari. Berapa jiwa berapa warga di sini coba bayangkan seminggu air diputus," kata Zainudin saat hearing bersama Pemerintah Provinsi NTB di Gili Trawangan, Selasa sore (6/12/2022).

Menurut Zainudin pemutusan air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno itu karena suplai air dialihkan ke PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) yang merupakan rekanan atau pihak ketiga dari PDAM Amerta Dayan Gunung Kabupaten Lombok Utara. "Kami terdampak akibat peralihan ini. Jadi PT TCN juga menarik tarif terlalu mahal untuk pemasangan meter air setelah pemutusan suplai air dari PT BAL," ungkapnya.

Selain Zainudin, Sapoan Pengusaha Homestay di Gili Trawangan juga mengungkapkan hal serupa. Dia mengeluhkan penghentian suplai air dari PT BAL per 1 Desember 2022 lalu.

Pasalnya dari pemasangan meter air yang dilakukan oleh PT TCN itu memasang tarif untuk rumah tangga sebesar Rp 1,5 juta dan pengusaha Rp 6 juta.

"Ini sangat memberatkan bagi masyarakat di Gili Trawangan. Karena ada pemutusan sepihak suplai air dengan menggandeng PT Baru oleh pemerintah. Kalau bisa harga meter itu gratis kalau memang pemerintah mau membuat kebijakan baru dengan menggandeng PT baru," kata pria berusia 35 tahun itu.

Menurut Sapoan memang tidak ada intimidasi dari pemerintah dalam proses pemutusan air dari PT BAL dan beralih ke PT TCN. Namun, pemutusan sepihak itu sangat merugikan masyarakat di Gili Trawangan dan Gili Meno.

"Tidak ada memang arahan. Tapi karena kami tidak ada air yang mengalir. Kami mau mandi pakai apa. Mau tidak mau ya kami harus sambung air dari kebijakan baru dari PT TCN," lanjut Sapoan.

Menurutnya, sebagai masyarakat khususnya di Dusun Gili Trawangan pun menolak pencabutan izin operasional PT BAL sejak puluhan tahun lalu. "Kami mempersoalkan masalah yang paling mendasar soal suplai air bersih yang menjadi kebutuhan serta hajat orang banyak," katanya.

Dia pun mengaku bahwa akibat pemutusan air bersih ini pun beberapa kegaduhan di tengah masyarakat yang mempengaruhi stabilitas sosial dan stabilitas ekonomi di sektor pariwisata.

"Ini buat saya bingung kenapa pihak Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB tidak mengkaji terlebih dahulu potensi dampak yang timbul dari keputusan ini. Saya melihat dan merasakan sendiri bagaimana kesulitan yang kami hadapi setelah operasional PT BAL dihentikan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggapan Pemprov NTB klik halaman berikutnya

Selain itu, Manager Hotel Mahamaya Gili Meno Sri Hayati mengungkap pihak pemerintah semestinya harus bertanggung jawab atas matinya air di Gili Meno. Pasalnya beberapa tamu batal menginap di hotel gara-gara air mati.

"Bayangkan saja air mati 6 hari. Kami seperti hidup di gurun. Banyak tamu kita batal menginap karena tidak ada air," terang Sri.

Dia pun bersama puluhan masyarakat dan pengusaha hotel dan restoran di Gili Meno mendesak agar suplai air dari PT BAL dihidupkan sebelum PT TCN beroperasi.

Pemprov NTB Sebut Akan Carikan Solusi

Terpisah, Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Provinsi NTB Wirawan Ahmad mengatakan kisruh suplai air bersih yang terjadi di Gili Trawangan dan Gili Meno, Lombok Utara akan segera dicari solusi. Menurut Wirawan pihaknya akan segera berkomunikasi dengan Pemprov NTB dalam hal ini Gubernur NTB Zulkieflimansyah terkait persoalan air di dua Gili tersebut.

"Ini soal kemanusiaan. Kami paham persoalan hukum bagi PT BAL. Kami akan buka dulu air sementara ke Gili Meno terlebih dahulu. Kami siap ambil risiko hukum untuk membuka air ini," jelas Wirawan.

Menurut Wirawan peralihan suplai air bersih di dua gili dari memang tertuang di dalam surat keputusan DPMPTSP NTB nomor: 503/03/001/PENCABUTAN-SIPA/DPMPTSP/2022 tanggal 1 Desember 2022 lalu.

"Ini akan kita carikan solusinya. Untuk sementara kita akan buka saluran air PT BAL ke Gili Meno. Kalau di Gili Trawangan masih ada suplai air di sana yang bisa dimanfaatkan oleh warga," katanya.

Sementara, Direktur Utama PT GNE Samsul Hadi mengatakan bahwa pihaknya bakal tetap mematuhi proses hukum yang berlaku terkait penutupan operasi suplai air bersih di dua Gili Lombok.

"Kami akan taat terhadap hukum nanti akan koordinasi melalui biro hukum dulu ya (untuk membuka kembali suplai air ke dua gili)," singkat Samsul.



Simak Video "Bersepeda Seru Menyusuri Gili Trawangan, Lombok"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads