Dokter spesialis di RSUD Dompu diduga memulangkan paksa pasien yang masih membutuhkan perawatan intensif. Simak fakta-fakta selengkapnya di bawah ini.
Kronologi Kejadian
Peristiwa pemulangan paksa bermula saat pasien Sumiati (43) mengalami sakit pinggang sesuai diagnosa dan MRI di RSUP Prof Ngoerah. Pada Rabu (28/9/2022), pasien dirawat di ruangan VIP A lantai 1 dengan gejala saraf kejepit tulang belakang, sehingga membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang lebih lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami pasien, Dedi Arsik mengatakan, istrinya memang sempat membaik, namun kembali mengalami demam tinggi. "Dalam perawatan memang ada gejala membaik atas sakit yang dialami. Namun Sabtu dan Minggu istri saya mengalami demam tinggi disertai mata berkunang-kunang dan lemas," ujarnya.
Sebelum dipulangkan paksa, Dedi mengaku sempat berkonsultasi dengan dokter spesialis syaraf yang menangani istrinya. Di situ Dedi mendapatkan informasi tentang istrinya yang harus pulang tanpa alasan jelas yang dapat diterima.
"Awalnya saya bertanya sejauh mana perkembangan ibu Sumiati, soalnya sudah tujuh hari dirawat. Dokter menjawab, sebenarnya ibu Sumiati sudah dari 3-4 hari lalu kami suruh pulang. Sambil menjelaskan bahwa ada kekhawatiran terinfeksi penyakit lain. Saya kaget dan saya bilang, kok kami tidak tahu kalau ada anjuran disuruh pulang," bebernya.
Atas kejadian tersebut Dedi merasa sakit hati dan tidak puas dengan pelayanan RSUD Dompu. "Yang membuat saya sakit hati, saya minta kebijakan untuk pulang besok pagi saja tidak diizinkan. Padahal istri saya masih sakit dan membutuhkan perawatan," kata Dedi, Jumat (7/10/2022).
Dokter Dilaporkan ke Direktur RSUD Dompu
Dedi mengadukan pemulangan paksa istrinya ke Direktur RSUD Dompu untuk ditindaklanjuti. Sementara istrinya kini menjalani perawatan di rumah dengan obat yang dibeli di apotek.
"Kejadian tersebut saya laporkan ke Kasi Humas RSUD Dompu untuk disampaikan ke direktur. Istri masih sakit di rumah sekarang," pungkasnya.
RSUD Dompu Akan Panggil Dokter Bersangkutan
Direktur RSUD Dompu, dr Dias Indarko buka suara terkait dugaan tindakan pemulangan paksa pasien yang masih membutuhkan perawatan dokter. Pihaknya bakal memanggil dokter spesialis saraf itu, untuk dimintai klarifikasi. Pemanggilan akan dilakukan komite etika (medis).
"Kemarin sudah saya suruh panggil dokter itu, nanti akan dilaporkan ke saya. Tapi informasi yang saya dapatkan, dokternya belum dipanggil karena memang sedang berada di Bali dan tanpa izin," kata dokter Dias saat ditemui di RSUD Dompu, Jumat (7/10/2022).
Menurut Dias, saat pemanggilan nanti, dokter yang bersangkutan akan dimintai klarifikasi soal keluhan keluarga pasien yang tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Termasuk soal dugaan tindakan pemulangan pasien secara paksa.
"Pertama soal etika, kami di sini komite etika (medis) menangani dokter-dokter yang bermasalah secara etis dalam melayani pasien," ujarnya.
Terkait pasien yang diduga dipulangkan paksa itu, Dias mengaku belum mendapatkan informasi sebenarnya dari dokter. Pasalnya, setelah keluhan pasien itu mengemuka, dokter tersebut tidak masuk rumah sakit untuk bekerja.
"Khusus pasien Sumiati ini saya belum terima berita atau info dari dokternya. Sampai saat ini dokter yang bersangkutan tidak berada di rumah sakit," ujarnya.
Simak halaman selanjutnya, dokter datangi rumah pasien...
Dokter spesialis saraf di RSUD Dompu sempat menjenguk pasien Sumiati di rumahnya, Kelurahan Kandai 1, Kecamatan Dompu, usai memulangkan secara paksa pada Senin (2/10/2022) pukul 11.00 Wita. Hal tersebut diungkapkan suami pasien Dedi Arsik.
"Sore hari (Senin (2/10/2022)) sekitar pukul 14.00 Wita, dokter itu ke rumah menemui istri saya. Saat itu saya sedang berada di luar," jelas Dedi.
Ia mengungkapkan, dokter RSUD Dompu bernama I Gusti Gd Agung Ariswanda itu memeriksa secara detail istrinya, mulai dari hasil rontgen hingga Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari RSUP Prof Ngoerah.
"Baru di rumah dia memeriksa istri saya secara detail, memeriksa semua hasil rontgen dan MRI dari RSUP Sanglah (sekarang jadi RSUP Prof Ngoerah). Di rumah sakit pasien tidak pernah dipegang dan ditanya-tanya tentang sakitnya. Hanya perawat saja yang bertanya," bebernya.
Menurut Dedi, selama berada di rumahnya, dokter tersebut melakukan pemeriksaan dan cek kesehatan, kemudian mengatakan bahwa kondisi pasien itu masih belum sembuh. Saat itu Sumiati sedang tidur, sang dokter datang lalu duduk dekat Sumiati dan memeriksa kesehatan dengan pegang tangan dan badan.
"Dia berkata ibu masih demam ini. Dijawab sama keponakan saya, "itu dia kami belum mau pulang pak dokter karena masih deman dan lemas. Tapi pak dokter memaksakan kakak saya untuk pulang". Kemudian ibu disuruh berdiri, dijawab lagi, bagaimana bisa berdiri, pinggang sakit," tutur Dedi.
Tak hanya itu, dokter juga menyarankan Sumiati merenggangkan kakinya padahal pasien menderita penyakit osteoarthritis atau kesenjangan tulang kaki. "Istri saya disuruh meluruskan kakinya, padahal sudah jelas tidak bisa karena terkena penyakit Osteoarthritis (kesenjangan tulang lutut) dan telah dioperasi tahun lalu di Denpasar Bali," ungkap Dedi.
Dijelaskannya, saat pemeriksaan langsung di rumahnya, Sumiati menderita saraf kejepit pada tulang punggung belakang dan disarankan berobat di klinik sang dokter. "Bukan masalah penyakit osteoartritis ini, tapi kejepit saraf tulang belakang. Dia bilang kalau masalah kejepit saraf tulang belakang, bisa disembuhkan dengan dua kali suntikan dan tidak usah bayar, suntiknya di tempat prakteknya," bebernya.
Tawaran itu sempat disetujui keluarga, namun harus ada kesepakatan dari suami pasien yang saat itu belum berada di rumah. Akan tetapi, mendengar pernyataan itu, dokter tersebut langsung meninggalkan rumah pasien tanpa sepatah kata dengan keluarga pasien.
"Malam harinya dokter itu mengutus salah seorang perawat untuk memberi tahu kami bahwa istri saya ditunggu di tempat prakteknya. Tapi saya menolak untuk datang," tegasnya.
Sampai berita ini dinaikkan, detikBali masih berusaha mengkonfirmasi dokter atas kejadian tersebut melalui Humas RSUD Dompu.
(irb/nor)