Mencicipi Bubur Tuak Karangasem, Tanpa Alkohol-Obati Sembelit

Mencicipi Bubur Tuak Karangasem, Tanpa Alkohol-Obati Sembelit

Selamat Juniasa - detikBali
Sabtu, 07 Mei 2022 16:13 WIB
Made Bandem saat membuat bubur tuak
Made Bandem saat membuat bubur tuak. (Foto: Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Jika anda pecinta kuliner dan kebetulan sedang berada di Kabupaten Karangasem, cobalah pergi ke Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, disana anda akan menemukan kuliner yang bisa dibilang cukup unik dan sudah cukup legendaris, karena kuliner yang satu ini sudah ada sejak zaman dahulu.

Namanya adalah bubur tuak atau bubur nira, meskipun bahannya terbuat dari tuak kuliner yang satu ini dipastikan bebas alkohol. Bahkan bubur tuak ini dipercaya memiliki banyak manfaat terutama untuk kesehatan.

Untuk bahan pembuatan bubur tuak ini pun bisa dibilang cukup simpel yaitu air, tepung beras, kelapa parut, garam dan tentu saja tuak sesuai dengan namanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara membuatnya juga cukup mudah yang pertama didihkan air, setelah air mendidih campurkan dengan tuak secukupnya sesuai dengan tingkat kemanisan yang diinginkan, setelah kembali mendidih baru campurkan tepung beras, kelapa parut dan garam kemudian diaduk hingga matang.

Setelah itu bubur tuak siap untuk disantap, dan bubur tuak ini tetap enak dikonsumsi dalam keadaan panas maupun dingin karena hal tersebut tidak mempengaruhi cita rasanya.

ADVERTISEMENT

Untuk seporsi bubur tuak anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 7.000 saja, cukup murah bukan?

Dengan harga segitu anda sudah dapat menikmati bubur tuak yang kaya manfaat tersebut dan tentu dengan harga segitu sudah pasti bikin kenyang.

I Made Bandem yang merupakan pemilik sekaligus pembuat bubur tuak tersebut mengatakan bahwa kuliner bubur tuak ini sudah ada sejak dari dulu dan sampai saat ini masih terus eksis karena memiliki cita rasa yang khas sehingga penikmat bubur tuak ini bukan hanya warga Desa Sibetan, tapi banyak juga warga luar Desa Sibetan yang menikmati kuliner yang satu ini.

"Mungkin saat ini saya adalah satu-satunya penjual bubur tuak yang masih tersisa, karena saat ini bahan bakunya sangat sulit didapat yaitu tuak. Karena tuak yang digunakan tidak sembarangan yaitu tuak yang belum difermentasi," kata Bandem.

Untuk tetap mempertahankan kuliner tersebut, Bandem bahkan sengaja mengontrak satu pohon aren agar tetap bisa mendapat tuak sesuai dengan keinginan sebagai bahan utama pembuatan bubur tuak.

"Bubur tuak ini dipercaya mempunyai banyak manfaat seperti menurunkan demam pada anak-anak, memperlancar ASI, diabetes dan ada cukup banyak yang bilang bahwa kuliner ini mampu mengobati sembelit dan penghilang stres," tungkas Bandem.




(kws/kws)

Hide Ads