Pangdam Minta Maaf 33 Anggota TNI Serang Warga-DPR Minta Diusut Transparan

Regional

Pangdam Minta Maaf 33 Anggota TNI Serang Warga-DPR Minta Diusut Transparan

Finta Rahyuni - detikBali
Senin, 11 Nov 2024 13:45 WIB
Mayjen TNI Mochammad Hasan.
Mayjen TNI Mochammad Hasan. Foto: Dok. Kodam I/BB
Denpasar - Pangdam I/Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan meminta maaf atas kejadian penyerangan oleh 33 anggota TNI dari Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Penyerangan itu menewaskan seorang warga bernama Raden Barus (60) dan mengakibatkan belasan orang luka-luka.

"Saya Letnan Jenderal TNI Mochammad Hasan Pangdam I/BB menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa yang terjadi," kata Hasan saat menghadiri proses pemakaman Raden Barus, Senin (11/11/2024).

Hasan mengatakan bersedia menukar nyawanya dengan nyawa Raden Barus, jika memang itu diperlukan. Dia menyebut kepergian Raden Barus tentunya meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga.

"Sekali lagi atas nama keluarga besar Kodam I/BB, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalau pun saya harus menggantikan almarhum, saya siap untuk menggantikan sekarang, saya ikhlas, kepergian almarhum meninggalkan duka kepada keluarga," jelasnya.

Terhadap korban luka-luka yang tengah dirawat di RS Putri Hijau, Hasan memastikan akan mendapatkan perawatan yang baik. "Anak-anak kita yang masih dalam perawatan di tempat kami, kami memastikan akan ditangani sebaik-baiknya," kata Hasan.

Pastikan Anggota yang Terlibat Diproses

Hasan memastikan akan memproses para anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan itu. Dia juga memastikan peristiwa serupa tidak akan terulang lagi.

"Kami memastikan ini tidak akan terulang. Kami ucapkan permohonan maaf sekali lagi dan kami sudah memproses permasalahan ini," ujarnya.

Selidiki Motif Penyerangan

Kodam I/BB tengah menyelidiki motif penyerangan tersebut. Terhadap 33 personel yang terlibat telah dilakukan pemeriksaan di Pompam I Bukit Barisan.

"Kami masih masa penyelidikan terjadinya (motif) perkelahian dengan masyarakat," kata Kapendam I/BB Kolonel Dody Yudha saat konferensi pers di Medan, Minggu (10/11/2024).


DPR Minta Kasus Diusut Transparan

Komisi I DPR meminta agar proses penanganan dilakukan secara transparan. Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Partai Demokrat Anton S Suratto menyayangkan peristiwa yang dinilai akan mencoreng citra TNI tersebut.

"Merupakan peristiwa yang sangat disayangkan. Kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi, karena dapat mencoreng citra TNI sebagai institusi yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat," kata Wakil Komisi I DPR RI dari PD, Anton S Suratto, Minggu (10/11/2024).

Anton mengapresiasi langkah yang diambil oleh Pangdam I Bukit Barisan. Khususnya melakukan mediasi dengan keluarga korban yang tewas.

"Saya mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Pangdam I Bukit Barisan yang sudah melakukan mediasi dengan keluarga korban serta proses penyelidikan yang tengah berlangsung di Pomdam 1 Bukit Barisan, Jadi kita tunggu saja hasilnya," ujarnya.

Dia pun mendorong agar proses hukum berjalan transparan. Sehingga kejadian serupa tak terulang kembali.

"Saya mendorong agar proses hukum berjalan transparan dan tegas agar kejadian serupa tidak terulang. Penting bagi kita untuk memastikan bahwa TNI tetap menjaga kedisiplinan dan profesionalisme," katanya.

Selain itu, dia mendukung upaya untuk melindungi korban dan memastikan korban luka mendapat penanganan medis.

"Kami juga mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada korban dan memastikan mereka mendapatkan penanganan medis yang baik," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Partai Golkar, Dave Laksono, menyerahkan kasus ini kepada proses hukum. Menurut Dave, peristiwa itu perlu diterangkan kepada publik. Sehingga, tidak menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan.

"(Harus) ditelusuri, gimana proses kejadian. Agar ada kejelasan tentang persoalan," ujarnya.

Pengusutan kepada oknum-oknum itu pun harus dibuat transparan. "Agar, ada keadilan yang terlaksana," ujarnya.

Baca selengkapnya di sini


(nor/nor)

Hide Ads