Kasus dugaan penganiayaan terhadap Nurul Izzati (14), santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), naik penyidikan. Nurul dianiaya hingga meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono, Lombok Timur, Sabtu (29/6/2024).
Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama mengatakan kasus ini dinaikkan ke proses penyidikan setelah menerima hasil visum et repertum (VeR) Nurul. Hasil VeR itu kini menjadi dasar pihak kepolisian melakukan penyidikan.
"Jadi, para pihak yang sebelumnya kami undang untuk berikan keterangan kami panggil lagi sebagai saksi untuk jalani pemeriksaan, hari ini kami layangkan panggilan," kata Yogi, Senin sore (1/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pihak tersebut, Yogi berujar, tidak hanya dari orang tua korban. Pemeriksaan juga mengarah ke beberapa pihak di Ponpes Al-Aziziyah.
"Tenaga medis yang pernah menangani perawatan korban, dari poliklinik, puskesmas sampai RSUD Soedjono Selong juga kami agendakan," ujar Yogi.
Yogi menjelaskan hasil VeR yang menjadi dasar peningkatan status penanganan perkara ke tahap penyidikan berasal dari klinik dan puskesmas. Namun, Yogi enggan membeberkan hasil visum santriwati asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu.
Polisi berpangkat melati satu di pundak itu memastikan telah menemukan indikasi perbuatan melawan hukum dari proses penanganan laporan di tahap penyelidikan. Satreskrim Polresta Mataram kini masih menunggu hasil autopsi "Nantinya akan jadi kelengkapan alat bukti," ucap dia.
Sebelumnya, Nuzul meninggal pada Sabtu pagi (29/6/2024) setelah koma selama 16 hari di rumah sakit. Ia sempat dirawat di beberapa fasilitas kesehatan, mulai dari klinik, pindah ke puskesmas, dan berakhir di RSUD Soedjono, Lombok Timur.
"Korban meninggal setelah kritis 16 hari dan dirawat di RSUD Soedjono Selong Lombok Timur," ujar Yan Mangandar, kuasa hukum korban.
Kepergian santriwati itu menyisakan pertanyaan orang tua dan publik. Oleh karena itu, orang tua korban memilih melakukan autopsi terhadap jenazah Nurul di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk mengungkap penyebab meninggal.
Sementara polisi menerima adanya informasi dari orang tua korban bahwa santriwati Nurul sempat mendapat dugaan kekerasan dari temannya menggunakan balok kayu dan sajadah.
(hsa/hsa)