Seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram), AW, diduga melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah mahasiswi. Dia melakukan aksi itu saat bimbingan skripsi di ruangannya.
"Ya terjadi di dalam ruangan dosen. Itu menurut korban," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Unram Lalu Wira Hariadi kepada detikBali, Minggu (16/6/2024).
Wira mengatakan sejauh ini ada empat mahasiswi yang melapor ke BEM sebagai korban pelecehan dosen itu. Mereka juga mengadu ke Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya baru melaporkan beberapa hari kemarin. Melapor ke BEM dan Satgas PPKS," ungkap Wira.
Berdasarkan laporan para korban, ungkap Wira, modus AW melakukan pelecehan seksual kepada para mahasiswi tersebut adalah pura-pura meminta mereka bimbingan skripsi di ruangannya. Di sana, mereka diraba-raba, dipegang, dan diminta pelaku untuk memegangnya.
Wira mengatakan ada belasan siswi yang diduga menjadi korban, namun baru empat orang yang melapor. Dosen itu sudah lama dicurigai sebagai dosen cabul di kampus itu.
"Sejauh ini belum ada yang sampai diperkosa," terang Wira.
Menurut Wira korban rata-rata merupakan mahasiswi semester akhir. Para korban, kata Wira, ada yang mengalami trauma. "Para korban sedang mendapatkan bimbingan karena ada yang alami trauma," ujar Wira.
Dikenal sebagai Dosen Cabul
Salah seorang alumni yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan AW memang kerap melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswinya. Aksi itu disebutnya sudah sejak lama dilakukan AW.
"Sudah lama sebenarnya, dari dulu Bapak itu memang seperti itu (cabul)," kata alumniProgram Studi Agribisnis itu.
Menurutnya, beberapa mahasiswi yang berada dibawah bimbingan tugas akhir kerap risih dengan perlakuan AW. "Bapak itu suka pegang-pegang, kalau lagi konsultasi (skripsi)," jelasnya.
Terpisah, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian Unram Hairil Anwar mengatakan telah mendengar informasi dugaan pelecehan yang dilakukan oleh AW kepada mahasiswi. Saat ini pihak fakultas masih menunggu rekomendasi dari Satgas PPKS.
"Kami di fakultas masih menunggu arahan dan rekomendasi dari Satgas PPKS dulu sementara," jelasnya.
Dengan demikian, Hairil menyebut pihaknya belum berani mengeluarkan tindakan pemberian hukuman kepada yang bersangkutan karena bukan ranah fakultas.
"Kami fakultas masih menunggu bagaimana arahan Satgas PPKS dan menunggu hasil dari investigasi satgas sebagai dasar kami segera mengambil sikap," tandas Hairil.
Ketua Satgas PPKS Unram Joko Jumadi mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan fakultas dan belum membawa kasus pelecehan seksual tersebut kepada pihak polisi. Saat ini kasus tersebut masih ditangani satgas.
"Kami masih bekerja dulu (mencari korban lainnya)," katanya.
(dpw/dpw)