Pimpinan Ponpes Cabuli-Perkosa 5 Santriwati Sempat Ajak Korban Menikah

Pimpinan Ponpes Cabuli-Perkosa 5 Santriwati Sempat Ajak Korban Menikah

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 19 Mei 2024 07:42 WIB
Poster anti pelecehan seksual pemerkosaan
dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi (Foto: dikhy sasra)
Lombok Barat -

Kepolisian Resor (Polres) Lombok Barat mengungkap fakta baru terkait kasus pencabulan dan pemerkosaan terhadap lima santriwati di Ponpes NQW, Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pimpinan Ponpes NQW, MA, ternyata sempat mengajak salah satu korbannya untuk menikah.

"Satu orang itu sempat diajak menikah sama MA," kata Kasatreskrim Polres Lombok Barat Iptu Abisatya Darma Wiryatmaja, Sabtu (18/5/2024).

Abisatya mengatakan saat ini penyidik masih menunggu hasil visum korban di RS Bhayangkara Mataram. Ia menegaskan polisi masih terus mendalami dugaan pencabulan tersebut dan mencari keberadaan MA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku masih proses pencarian. Ada dugaan keluar daerah? Ini belum bisa saya jawab," tegas Abi.

MA diduga mencabuli dan memperkosa lima santriwati di rumahnya. Pimpinan Ponpes NQW itu diduga melancarkan aksinya saat istrinya tak ada di rumah.

ADVERTISEMENT

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, mengungkapkan MA mengancam beberapa korban akan dikeluarkan dari pondok jika menceritakan kasus pencabulan itu. Menurut Joko, kasus pencabulan dan pemerkosaan itu terungkap setelah salah satu korban tidak mau kembali ke ponpes.

"Dia menceritakan perbuatan MA ke orang tuanya. Di sana awal mula terbongkar," terang Joko, Senin (13/5/2024).

Keluarga korban kemudian berinisiatif mengumpulkan orang tua santriwati lain yang menjadi korban. Setelah itu, mereka bersama-sama menemui MA didampingi salah satu tokoh masyarakat di sana.

"Bukannya mengaku, pelaku justru mengelak dan mengatakan bahwa yang melakukan pelecehan adalah makhluk gaib atau jin," imbuh Joko.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads