Ritual Nyelamet Dowong, Tradisi Selamatkan Tanaman dari Hama di Lombok Timur

Ritual Nyelamet Dowong, Tradisi Selamatkan Tanaman dari Hama di Lombok Timur

Sanusi Ardi W - detikBali
Sabtu, 08 Feb 2025 20:01 WIB
Iring-iringan Tembolaq Beaq yang dibawa oleh puluhan ibu-ibu pada acara Nyelamet Dowong , Senin (3/2/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)
Foto: Iring-iringan Tembolaq Beaq yang dibawa oleh puluhan ibu-ibu pada acara Nyelamet Dowong , Senin (3/2/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)
Lombok Timur -

Perempuan-perempuan Sasak berjalan membawa baki tradisional atau disebut dengan tembolaq. Tembolaq tersebut berisikan hasil bumi dan berbagai olahan kue tradisional seperti renggi, opak-opak, hingga sumping walu. Termasuk juga di dalamnya nasi, ketupat, lengkap dengan lauk pauknya.

Mereka membawa tembolaq tersebut keluar dari area masjid lalu ke makam leluhur untuk dilakukan ritual zikir dan do'a serta mengambil air suci di mata air Merta Sari. Ritual tersebut dilakukan dalam upacara adat Nyelamet Dowong.

Iring-iringan Tembolaq Beaq yang dibawa oleh puluhan ibu-ibu pada acara Nyelamet Dowong , Senin (3/2/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)Iring-iringan Tembolaq Beaq yang dibawa oleh puluhan ibu-ibu pada acara Nyelamet Dowong , Senin (3/2/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)

Upacara adat Nyelamet Dowong oleh masyarakat Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, digelar setiap tahun sebelum masa panen tiba. Nyelamet Dowong atau dalam Bahasa Indonesia berarti menyelamatkan padi atau tanaman dari hama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegiatan ini selalu dilaksanakan setiap tahun ketika padi sudah berumur satu bulan dan upacara adat ini harus dilakukan," jelas tokoh adat Kelurahan Denggen, Lalu Selamet, kepada detikBali, Senin (3/2/2025).

Adapun rentetan ritual adat Nyelamet Dowong dilakukan selama dua hari. Yakni dimulai dengan pembersihan makam para leluhur pada Jumat dan dilanjutkan pemotongan ayam pada Minggu.

ADVERTISEMENT

"Pemotongan ayam ini dilakukan di satu tempat dan dibuatkan lubang filosofinya supaya penyakit tidak menyebar. Kemudian darah dari penyembelihan ayam tersebut kemudian dialirkan ke daun bambu, sehingga menempel darah ayam tersebut di daun bambu," beber Lalu Selamet.

Daun bambu yang tertempel darah ayam tersebut digunakan sebagai pestisida alami oleh orang zaman dahulu. Daun itu lali ditempatkan di tengan sawah.

Iring-iringan Tembolaq Beaq yang dibawa oleh puluhan ibu-ibu pada acara Nyelamet Dowong , Senin (3/2/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)Iring-iringan Tembolaq Beaq yang dibawa oleh puluhan ibu-ibu pada acara Nyelamet Dowong , Senin (3/2/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)

"Karena hama-hama tersebut akan menempel di daun bambu tersebut karena menghirup bau amis darah ayam. Nah setelah hamanya kenyang, mereka akan langsung mati," imbuh Lalu Selamet.

Kemudian air suci Merta Sari akan dialirkan ke sawah, sehingga hama-hama yang telah mati itu akan hanyut dengan sendirinya. Upacara Nyelamet Dowong dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya hasil panen dapat berlimpah.

Salah satu warga, Amaq Muslihin, antusias mengikuti upacara Nyelamet Dowong. Ia dengan sukarela menyediakan aneka makanan dan berbagai macam buah-buahan untuk bisa disantap bersama para tamu undangan dan masyarakat yang hadir.

"Kami di sini secara swadaya menyajikan semua ini, ya untuk kami nikmati bersama. Apalagi padi saya saat ini sudah mulai menguning, jadinya berharap hasil panennya berlimpah," kata Amaq Muslihin, sembari menikmati hidangan makanan.




(nor/nor)

Hide Ads