Tradisi mengarak sokok adalah tradisi dari Desa Pegayaman, Buleleng, Bali. Penduduk Desa Pegayaman tetap mempertahankan tradisi ini karena mereka melihatnya sebagai warisan berharga yang mengandung nilai-nilai sosial dan religius, serta sebagai ungkapan kebahagiaan dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tradisi mengarak sokok ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) pada 10 Januari 2022. Masyarakat Pegayaman meyakini mengarak sokok adalah simbol dari kelahiran.
Proses mengarak sokok yang terdiri dari ribuan telur ini dianggap sebagai simbol kelahiran dan sebagai cara untuk memahami kehidupan Nabi. Selain itu, tradisi ini juga diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan telur yang telah dihias dengan indah diarak mengelilingi desa dengan tujuan untuk menjauhkan segala bentuk bencana. Tradisi mengarak sokok diharapkan membawa berkah dan menjauhkan malapetaka dari desa mereka.
Makna
![]() |
Menurut KBBI, kata "mengarak" merujuk pada menggiring, sedangkan kata "sokok" diduga berasal dari Bahasa Jawa, yaitu 'Soko' yang artinya tiang. Sokok adalah sebuah upacara penghiasan telur yang diyakini membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi penduduk desa, serta sebagai tanda syukur kepada Sang Pencipta atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini memang melibatkan sebuah rangkaian dengan tiang utama yang terbuat dari batang pisang yang didirikan di atas sebuah dulang. Pada tiang tersebut, dipasang beberapa batang bilah bambu, dan pada bilah-bilah bambu inilah, telur-telur yang dihias, bunga, dan buah-buahan dijajarkan dengan indah.
Dengan kata lain, tradisi mengarak sokok menggambarkan tindakan mengiringkan atau membawa berkeliling sokok yang telah dihias dengan ribuan telur dan dekorasi lainnya. Masyarakat desa ini mengarak sokok secara beramai-ramai, yang berarti mereka melakukan prosesi pengantaran atau perarakan dengan tujuan mengunjungi berbagai tempat di desa mereka. Dan umumnya dilaksanakan pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya.
Prosesi mengarak ini biasanya dilakukan dengan penuh semangat dan kegembiraan. Selama pengarakan, masyarakat berjalan bersama-sama membawa sokok yang telah dihias.
Selain itu, masyarakat mungkin juga melibatkan elemen-elemen musik atau nyanyian dalam perayaan ini. Selama perjalanan, mereka mengunjungi berbagai titik penting dalam desa mereka, dan tradisi ini seringkali diikuti oleh anggota masyarakat yang ingin ikut serta dalam perayaan ini atau ingin memberikan dukungan moral.
Persiapan dan Perlengkapan
![]() |
Sebelum memasuki peringatan Maulid Nabi, biasanya ada satu tradisi yang berlangsung pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Dalam tradisi ini, setiap rumah membuat ketupat sebagai simbol perlindungan bagi keluarga mereka.
Setelah menyelesaikan proses pembuatan ketupat, seluruh anggota keluarga pergi bersama-sama untuk mandi di sungai atau mata air yang ada di sekitar wilayah mereka. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada sore hari setelah makan siang.
Setelah mandi dan menikmati hidangan ketupat, mereka akan kembali ke rumah masing-masing. Masyarakat meyakini bahwa tradisi Safar ini memiliki kekuatan untuk menjauhkan penyakit. Tradisi ini merupakan bagian penting dari budaya mereka dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Namun, saat melaksanakan tradisi mengarak sokok ada beberapa persiapan yang perlu dipersiapkan demi memastikan kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan tradisi tersebut. Berikut adalah beberapa persiapan yang biasanya dilakukan:
1. Pengumpulan Bahan dan Dekorasi
Persiapan dimulai dengan pengumpulan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menghias sokok. Ini termasuk ribuan telur yang akan dihias, bunga, buah-buahan, bambu, dan barang-barang dekoratif lainnya.
2. Pembuatan Sokok
Sokok adalah struktur utama yang menjadi pusat perhatian dalam tradisi ini. Persiapan mencakup pembuatan tiang utama dari batang pisang yang akan ditempatkan di atas dulang. Kemudian, batang bambu ditanam pada tiang tersebut untuk menopang telur-telur dan dekorasi lainnya.
3. Penghiasan Telur
Telur-telur yang akan digunakan perlu dihias dengan indah. Ini adalah salah satu aspek kreatif dari persiapan, dan masyarakat biasanya bekerja sama untuk menghias ribuan telur ini dengan motif yang beragam.
4. Koordinasi Rute Pengarakkan
Rute yang akan ditempuh oleh prosesi pengarakan sokok perlu dipersiapkan dengan baik. Ini melibatkan pemilihan jalur yang akan diikuti, titik awal dan akhir, serta tempat-tempat penting yang akan dikunjungi selama pengarakan.
5. Pengaturan Logistik
Persiapan juga termasuk pengaturan logistik seperti pengangkutan sokok ke titik awal pengarakan, penyediaan makanan dan minuman untuk peserta, dan memastikan keamanan selama prosesi.
6. Koordinasi Waktu
Waktu pelaksanaan tradisi mengarak sokok juga perlu dikoordinasikan dengan baik agar semua peserta dan pengikut tradisi dapat berkumpul pada waktu yang ditentukan.
7. Keterlibatan Masyarakat
Tradisi ini adalah upaya bersama masyarakat, jadi penting untuk melibatkan sebanyak mungkin anggota komunitas dalam persiapan dan pelaksanaan. Ini menciptakan rasa kebersamaan dan kegembiraan dalam tradisi.
8. Aspek Keagamaan
Jika tradisi ini memiliki aspek keagamaan, maka persiapan juga melibatkan kesiapan dalam hal doa, bacaan, atau ritual tertentu yang akan dilakukan selama prosesi.
9. Promosi dan Informasi
Menyebarkan informasi tentang tradisi ini kepada masyarakat luas dan mungkin kepada wisatawan atau pengunjung yang tertarik dapat menjadi bagian dari persiapan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam tradisi tersebut.
10. Keamanan dan Pengaturan Lalu Lintas
Jika diperlukan, langkah-langkah keamanan dan pengaturan lalu lintas harus dipersiapkan untuk menjaga keselamatan peserta dan pengunjung selama prosesi.
Setelah semua persiapan selesai, tradisi mengarak sokok dapat dilaksanakan dengan meriah dan penuh semangat, memperkuat ikatan sosial dan budaya dalam masyarakat Desa Pegayaman serta menjaga warisan budaya yang berharga ini tetap hidup.
Demikian informasi mengarak sokok dari desa Pegayaman. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Rizky Munte peserta magang Kampus Magang Merdeka di detikcom.
(nor/nor)