Mengenal Lebih Jauh Tradisi Ngurisan NTB, Cukur Rambut Bayi Saat Maulid Nabi

Mengenal Lebih Jauh Tradisi Ngurisan NTB, Cukur Rambut Bayi Saat Maulid Nabi

Rizky Wanda Yuliana - detikBali
Selasa, 19 Sep 2023 23:00 WIB
Tradisi ngurisan atau cukur rambut bayi di NTB. (Dok. Disbudpar NTB)
Foto: Tradisi ngurisan atau cukur rambut bayi di NTB. (Dok. Disbudpar NTB)
Denpasar -

Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki tradisi saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yakni tradisi ngurisan. Tradisi ngurisan lebih banyak dikenal dengan cukur rambut bayi.

Upacara adat kelahiran ini merupakan upacara yang dinanti-nanti oleh setiap orang karena berhubungan dengan kelahiran seorang anak. Simak sejarah, keunikan, hingga rangkaian acara tradisi ngurisan yang dikutip dari berbagai sumber.

Sejarah Tradisi Ngurisan NTB

Tradisi ngurisan merupakan warisan nenek moyang yang bersifat turun temurun. Tradisi ini dilakukan kepada bayi yang baru lahir atau bayi yang berumur dibawah enam bulan sampai dengan satu tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi ngurisan merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas diberikannya keturunan yang sehat dan menandai bahwa anak memasuki usia balita. Tradisi ngurisan sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak.

Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Suhpawati, dkk., upacara adat ngurisan memiliki arti yang melambangkan suatu budaya tradisional sebagai tanda syukur, keselamatan, kemandirian, kebahagiaan, tanggung jawab, solidaritas, kejujuran, kasih sayang, dan doa.

ADVERTISEMENT

Upacara adat kelahiran menurut masyarakat Suku Sasak sangat menegangkan dan sangat rentan. Sehingga masyarakat Suku Sasak menyelenggarakan upacara selamatan dari pembacaan doa agar terhindar dari bahaya tersebut.

Keunikan Tradisi Ngurisan NTB

Tradisi ngurisan memiliki keunikan yaitu seluruh tokoh agama dan masyarakat yang hadir pada acara tersebut harus mencukur atau memegang kepala bayi tersebut. Orang tua dari bayi tersebut menggendongnya kemudian berjalan keliling ke para tamu undangan untuk memotong rambut bayi atau hanya sekedar memegang kepala bayi. Setelah itu air dan uang logam akan dilemparkan ke halaman untuk dibagikan ke masyarakat.

Waktu pelaksanaan Tradisi Ngurisan NTB

Tradisi ngurisan biasanya dilaksanakan pada hari-hari besar Islam, terutama saat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi dan Idul Fitri. Namun, tradisi ngurisan juga dapat dilaksanakan pada hari-hari biasa.

Tradisi Ngurisan dilaksanakan di masjid, musala, atau di rumah keluarga. Bahkan tradisi ngurisan juga dapat dilaksanakan secara massal pada hari-hari besar Islam.

Biasanya pada acara ngurisan massal didatangi oleh para tuan guru sehingga para orang tua lebih banyak memilih untuk mengikuti acara ngurisan massal karena para orang tua menginginkan keberkahan dari para guru-guru yang hadir.

Rangkaian Acara Tradisi Ngurisan NTB

Rangkaian acara tersebut di antaranya sebagai berikut:

1. Persiapan alat dan bahan yang dipakai (nampan, mangkok, gunting, beras kuning air, kembang atau dalam bahasa sasak 'rampe' dan uang logam)
2. Makanan yang siapkan sebagai jamuan para tamu
3. Bayi digendong oleh orang tua dengan kerabat nya sebagai pembawa wadah yang berisikan nampan dan berbagai macam bunga.
4. Pembacaan kitab barzanji, sholawatan, dan serakalan
5. Seluruh tokoh agama dan masyarakat yang hadir harus mencukur rambut bayi atau memegangnya
6. Setelah rambut bayi dipotong, nampan yang berisi kembang dan uang logam dilempar ke halaman untuk dibagikan ke masyarakat
7. Acara penutupan dilakukan dengan doa dan dzikir

Artikel ini ditulis oleh Rizky Wanda Yuliana peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads