'Hujan Uang' di Tradisi Mesuryak Saat Perayaan Kuningan

Tabanan

'Hujan Uang' di Tradisi Mesuryak Saat Perayaan Kuningan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 12 Agu 2023 14:44 WIB
Ritual upacara di depan pintu masuk utama rumah warga Banjar Adat Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali, yang mengawali tradisi Mesuryak saat Kuningan, Sabtu (12/8/2023).
Ritual upacara di depan pintu masuk utama rumah warga Banjar Adat Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali, yang mengawali tradisi Mesuryak saat Kuningan, Sabtu (12/8/2023). Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali
Tabanan -

Hari ini, Sabtu (12/8/2023), umat Hindu di Bali merayakan hari suci Kuningan. Pun demikian dengan warga di Banjar Adat Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.

Berlokasi di Banjar Adat Bongan Gede, suasana perayaan Kuningan berlangsung penuh suka cita dengan adanya tradisi Mesuryak. Dalam tradisi ini, anak-anak hingga orang dewasa saling berebut uang seusai melakukan persembahyangan di depan pintu masuk utama rumah tiap warga.

Kelian Banjar Adat Bongan Gede I Komang Suparman menjelaskan tradisi Mesuryak telah menjadi ciri khas perayaan Kuningan dan telah ada secara turun-temurun. Mesuryak berasal dari kata suryak atau sorak-sorai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tradisi ini, warga bersuka cita mengantarkan para leluhur yang telah meninggal kembali ke sunia loka atau tempatnya bersemayam. Warga Banjar Adat Bongan Gede meyakini selama Galungan hingga Kuningan, para leluhur tersebut kembali ke rumah masing-masing warga dan berkumpul untuk merayakan dua hari raya tersebut.

"Dan hari ini kami mengantar para leluhur kembali ke sunia loka dengan kegembiraan," imbuhnya. Suparman menjelaskan ritual persembahyangan akan mengawali tradisi Mesuryak. Persembahyangan akan berlangsung di Merajan (pura atau tempat suci keluarga besar).

Suasana berebut uang dalam tradisi Mesuryak saat perayaan Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Bali, Sabtu (12/8/2023).Suasana berebut uang dalam tradisi Mesuryak saat perayaan Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Bali, Sabtu (12/8/2023). Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali

Dalam persembahyangan tersebut, satu kepala keluarga akan menggelar berbagai persembahan yang terdiri dari sandang dan panganan. Uang turut menjadi salah satu persembahan yang dihaturkan selama ritual persembahyangan tersebut dilaksanakan.

Ritual persembahyangan yang dimulai di Merajan itu akan berakhir di pintu masuk utama rumah. Di sinilah momen masing-masing keluarga melepas para leluhurnya kembali ke sunia loka.

Aneka persembahan yang tadinya dipakai sebagai sarana persembahyangan digelar dan diupacarai. Setelah itu, aneka persembahan tersebut akan dibagi-bagikan, termasuk uang yang di masa lalu wujudnya berupa uang kepeng.

"Tidak ada batasannya berapa uang yang harus disediakan. Sebetulnya bukan hanya uang yang bisa dibagikan, buah-buahan dan jajan-jananan juga bisa. Tetapi, lebih banyak yang mengejar sesari berupa uang," katanya.

Suasana berebut uang dalam tradisi Mesuryak saat perayaan Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Bali, Sabtu (12/8/2023).Suasana berebut uang dalam tradisi Mesuryak saat perayaan Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Bali, Sabtu (12/8/2023). Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali

Bagi-bagi uang dengan cara melontarkan ke atas ini juga dimaksudkan sebagai punia atau sedekah. Sehingga dalam tradisi ini, pesertanya bukan hanya dari anggota keluarga yang punya upacara.

"Semua warga banjar juga boleh karena sama-sama dianggap sebagai keluarga," tukasnya. Uang yang dibagikan dalam tradisi Mesuryak mulai dari pecahan terkecil seperti seribu rupiah hingga Rp 100 ribu.

Nominal yang dibagikan juga tergantung kerelaan yang punya upacara. Momen berebut uang inilah yang paling banyak dinantikan sejak upacara di masing-masing pura keluarga digelar pagi hingga menjelang tengah hari.

Peserta Mesuryak tidak mengenal usia. Namun, yang paling banyak mengikutinya kalangan anak-anak hingga remaja. Mereka akan saling melompat dan berebut uang yang dilontarkan ke udara dan turun meliak-liuk oleh angin.

Perjuangan berebut uang tersebut kadang kala membuat pesertanya harus rela jatuh dan saling tindih. Ada juga yang terperosok ke selokan. Baju mereka robek. Atau, tali sandal mereka terputus.

"Kapan pastinya tradisi ini, kami tidak mengetahuinya karena tidak ada sumber sejarah tertulis. Sejak kecil, saya sudah mendapati tradisi ini ada. Kami di sini hanya mewarisi tradisi ini tiap Kuningan," tukasnya.




(irb/hsa)

Hide Ads