Melestarikan Balap Kerbau dari Jembrana

Jembrana

Melestarikan Balap Kerbau dari Jembrana

Widyartha Suryawan - detikBali
Senin, 09 Jan 2023 13:52 WIB
Makepung di Sirkuit Tuwed, Jembrana (Foto: Dok. Bupati Jembrana Cup)
Foto: Makepung di Sirkuit Tuwed, Jembrana (Foto: Dok. Bupati Jembrana Cup)
Denpasar -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana berupaya melestarikan makepung (balapan kerbau). Beragam cara dilakukan untuk mempertahankan tradisi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda atau WBTb oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara menuturkan lomba makepung yang digelar oleh Pemkab Jembrana merupakan salah satu upaya melestarikan tradisi balap kerbau tersebut. Pemerintah juga memberi bantuan pada setiap sekaa (kelompok) makepung yang berpartisipasi mengikuti lomba sebesar Rp 2,5 juta per cikar untuk sekali lomba.

"Dengan catatan sekaa itu hadir dan mengikuti lomba kami berikan dana tersebut," kata Sapta Negara, Sabtu (7/1/2023).

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Bupati Jembrana I Nengah Tamba meresmikan Sirkuit All In One di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Jumat (30/12/2022). Sirkuit itu selain sebagai lintasan makepung, juga bisa menjadi tempat pementaasan kesenian.

"Jadi di sini kita sebut All In One, seluruh atraksi budaya diselenggarakan di sini, salah satunya makepung," kata Tamba saat itu.

Makepung sendiri awalnya digelar oleh para petani di Jembrana sebagai hiburan sekaligus untuk mengisi waktu senggang. Pada 1960-an, sekaa makepung membentuk dua organisasi makepung yakni Ijogading Timur dan Ijogading Barat.

Pembatas antara dua blok tersebut adalah Sungai Ijogading yang membelah Kota Negara. Kedua blok itu dibedakan dari warna bendera, Ijogading Timur warna merah dan Ijogading Barat warna hijau. Hingga kini, jumlah anggota sekaa makepung dari kedua blok tersebut mencapai 200 orang.

Kini warga Jembrana mewarisi dua jenis makepung, yaitu makepung darat dan makepung lampit. Bahkan, kabupaten ujung barat Pulau Bali itu dikenal dengan sebutan Gumi Makepung atau Bumi Makepung.

Apa perbedaan makepung darat dan makepung lampir? Baca selengkapnya di sini

Tokoh makepung Jembrana, I Ketut Master menjelaskan salah satu perbedaan antara makepung darat dan makepung lampit adalah pada jenis lintasan yang digunakan. Makepung darat dilakukan di lahan kering, sementara makepung lampit digelar di atas lintasan basah dan berlumpur.

"Saat ini hanya ada sirkuit untuk makepung darat dan kami masih mencari lahan untuk sirkuit makepung lampit ini," kata Master kepada detikBali, Sabtu (7/1/2023).
Lantaran belum ada sirkuit khusus, makepung lampit biasanya digelar di area sawah warga menjelang musim tanam padi. Dengan demikian, selain digunakan untuk lomba, makepung lampit itu juga dimanfaatkan untuk mengolah lahan sawah.

Master menuturkan, secara umum makepung lampit hampir sama dengan makepung darat. Perbedaan lainnya yang paling menonjol adalah pada alat pemukul kerbau yang digunakan oleh joki saat makepung.

Makepung lampit menggunakan alat pemukul berupa pecut. Berbeda dengan makepung darat yang menggunakan bongkol berduri. Selain itu, makepung lampit juga tidak menggunakan cikar, melainkan lampit atau alat pembajak sawah.

"Kami berharap dengan adanya sirkuit khusus makepung lampit di Jembrana, ada tempat pasti untuk makepung lampit. Sehingga saat ada tamu atau wisatawan, sudah ada tempat," kata Master.

Selain itu, kerbau yang digunakan saat makepung bukan kerbau biasa. Pemilik kerbau merawatnya secara khusus agar lebih kuat berlari di lintasan balap. Asupan makanan dan minuman untuk sang kerbau pun lebih diperhatikan. Termasuk waktu mandi dan istirahat kerbau.

Saat makepung digelar, kerbau yang diturunkan untuk balapan juga akan bersolek. Bagian kepala kerbau dipasangi mahkota atau yang disebut rumbing. Begitu balapan dimulai, hanya ada dua peserta dengan masing-masing sepasang kerbau yang akan beradu kecepatan di lintasan.

Pembaca detikBali, kami merangkum sejumlah laporan terkait tradisi makepung yang kini terus dipertahankan. Selamat membaca.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polda Jatim Kerahkan 6 Kapal-1 Heli Cari Korban KMP Tunu Pratama"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/gsp)

Hide Ads