Makepung di Sirkuit All In One Jembrana, Kerbau Tak Lagi Berdarah-darah

Makepung di Sirkuit All In One Jembrana, Kerbau Tak Lagi Berdarah-darah

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 27 Des 2022 23:22 WIB
Atraksi makepung di Sircuit All In One Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Selasa (27/12/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Atraksi makepung di Sirkuit All In One Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Selasa (27/12/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Helatan makepung atau balap kerbau dikemas berbeda di Sirkuit All In One Desa Pengambengan, Jembrana, Bali. Pasalnya, alat pemukul (bongkol) yang biasanya berisi duri-duri kecil tidak lagi digunakan. Kini para joki mengganti bongkol tersebut dengan pecut sehingga kerbau tak lagi berdarah-darah.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba tak menampik bahwa tradisi makepung kerap menjadi sorotan, terutama soal bongkol yang digunakan para joki untuk memukul kerbau saat adu kecepatan di atas lintasan. Bongkol tersebut biasanya dipenuhi duri-duri kecil hingga menyebabkan bagian belakang kerbau kerap berdarah-darah usai pelaksanaan lomba makepung.

"Kita menggunakan pemukul itu kan ada tujuannya, sehingga kerbau cepat sembuh bisa 3 hari sudah sembuh dan kering. Namun kalau menggunakan pecut itu bisa seminggu bahkan lebih," kata Tamba saat ditemui, Selasa (27/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tamba menambahkan, makepung tanpa bongkol di Sirkuit All In One Desa Pengambengan diharapkan tidak lagi dianggap menyakiti kerbau. Ia mengaku helatan makepung yang digelar di Sirkuit All In One Desa Pengambengan lebih untuk tujuan wisata.

"Ini merupakan salah suatu penghargaan bagi seluruh sekaa makepung di Jembrana, sehingga kita buatkan tempat untuk menampilkan atraksi makepung di Sirkuit All In One Desa Pengambengan dengan nuansa berbeda, tanpa adanya kesan menyakiti hewan atau kerbau itu sendiri," imbuhnya.

Untuk diketahui, makepung memiliki arti makepung-kepungan (kejar-kejaran). Balap kerbau itu biasanya digelar para petani sebagai ekspresi kegembiraan atas hasil padi yang didapatkan.

Bupati Tamba menambahakan, Sirkuit All In One ini nantinya tidak hanya digunakan untuk atraksi makepung. Sirkuit itu juga dirancang sebagai tempat pementasan kesenian-kesenian asli Jembrana lainnya.

"Nanti juga ada kesenian lain, seperti kendang mebarung, jegog, bahkan balap kuda juga kita sudah rancang di sini. Jadi seperti namanya, untuk semua," imbuhnya.

Sementara, Koordinator Makepung Kabupaten Jembrana, I Made Mara menuturkan, nuansa baru makepung tanpa bongkol diharapkan bisa mendatangkan wisatawan. Sebab, kini wisatawan bisa menyaksikan balapan kerbau tanpa rasa takut karena kerbau-kerbau tersebut tak lagi berdarah-darah.

"Kini kita dapat menyaksikannya tanpa ada darah-darah dengan pecut ini, dengan harapan bisa dikenal hingga mancanegara," kata Mara.




(iws/hsa)

Hide Ads