Makepung, Tradisi Balapan Kerbau Masyarakat Jembrana

Makepung, Tradisi Balapan Kerbau Masyarakat Jembrana

I Ketut Suardika - detikBali
Minggu, 12 Jun 2022 12:19 WIB
Latihan Makepung Sirkuit Sanghyang Cerik, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (12/6/2022)
Latihan Makepung Sirkuit Sanghyang Cerik, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (12/6/2022). Foto: I Ketut Suardika
Jembrana -

Makepung adalah salah satu tradisi yang hanya ada di Jembrana Bali. Makepung atraksi sepasang kerbau yang dipacu di lintasan. Awalnya hanya permainan yang dilakukan petani saat sedang membajak sawah.

Seiring berjalannya waktu, makepung sesuai namanya berarti mengejar, dijadikan ajang lomba balap kerbau di lahan kering sekitar sawah. Ada juga balap kerbau di lahan basah yang disebut makepung lampit.

Sepasang kerbau makepung terdapat di tengah untuk pijakan joki. Kerbau yang lomba juga dihiasi dengan biasa menyerupai mahkota di kepalanya yang disebut rumbing. Setiap lomba, hanya ada dua peserta dengan masing-masing sepasang kerbau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, hanya ada dua kelompok sekaa yang saling melawan dalam lomba. Yakni Sekaa Makepung Ijogading Timur dan Sekaa Makepung Ijogading Barat. Setiap kelompok sekaa terdapat seratus lebih anggota dengan pasangan kerbau rata-rata satu pasangan.

Atraksi unik ini banyak mengundang perhatian wisatawan datang ke Jembrana. Akan tetapi sejak dua tahun terakhir ini, sejak tahun 2020 atraksi jarang dilakukan. Para sekaa hanya sesekali latihan di arena untuk menjaga kerbau tetap sehat dan prima.

ADVERTISEMENT

Latihan yang dilakukan di sirkuit yang juga dijadikan lomba Makepung. Rencananya akhir bulan Juni ini akan diselenggarakan lagi event lomba Makepung karena pembatasan kegiatan masyarakat yang dilonggarkan.

Dalam rangka untuk mempersiapkan lomba makepung, pada Minggu 26 Juni mendatang, Sekaa Ijogading Barat latihan bersama di Sirkuit Sanghyang Cerik, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya.

Di hari yang sama, Sekaa Ijogading Timur juga latihan bersama di sirkuit samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana. Latihan ini juga untuk menyeleksi para peserta makepung yang nantinya akan ikut event dimulai dua pekan depan, pada 26 Juni 2022.

"Untuk event yang diadakan dua minggu lagi. Sebenarnya sesuai kalender itu jadwal agenda event Makepung Gubernur Cup. Tetapi oleh gubernur, sementara di tahun ini tidak diadakan," kata Made Mara, ketua Sekaa Makepung Jembrana, ditemui detikBali di lokasi latihan bersama, Minggu (11/6/2022).

Makepung kembali menggeliat di tahun 2022 ini. Setelah 2 tahun vakum karena pandemi, dari segi peserta atau pasangan mengurang. Yang dulu untuk grup timur bisa seratus lebih peserta dan grup barat bisa 150 peserta lebih, sekarang menjadi 75 peserta di grup barat dan 60 peserta untuk di grup timur. "Dengan vakum selama 2 tahun menyebabkan semangat dari para peserta atau sekaa makepung itu berkurang," ujarnya.

Mantan Perbekel Desa Melaya ini berharap di tahun 2022, mulai dari pelatihan-pelatihan seperti latihan bersama untuk memberikan support dan semangat untuk Sekaa Makepung. Supaya nantinya bisa bersemangat bangkit kembali. "Karena biar bagaimanapun makepung ini sudah menjadi ikon di Kabupaten Jembrana dan akan selalu dipertahankan," tegasnya.

Saat ditanya mengenai berkurangnya jumlah sekaa makepung, menurutnya, pada saat masa pandemi itu masyarakat punya banyak kebutuhan dan lapangan pekerjaan tidak ada. Sehingga, ada yang terpaksa menjual pasangan kerbaunya. "Nah sekarang, mereka sudah mulai membeli kerbau kecil lagi mulai dilatih lagi. Mudah-mudahan nantinya ke depan tahun 2023 bisa bertambah lagi peserta," tukasnya.

Salah satu peserta, I Gede Adi Antara asal Desa Manistutu mengaku jenuh selama dua tahun makepung ditiadakan karena pandemi. "Ya semoga saja ke depan tradisi Jembrana itu maju dan dilestarikan. Karena ini sudah menjadi ikon Jembrana," harap Antara.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads