Neraca Perdagangan Bali Surplus di Awal Tahun

Neraca Perdagangan Bali Surplus di Awal Tahun

Fabiola Dianira - detikBali
Selasa, 04 Mar 2025 08:40 WIB
Nelayan mengangkat ikan tuna sirip kuning dari kapal saat tiba di tempat pendaratan ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Samudera, Banda Aceh, Aceh, Rabu (5/2/2025). Tuna hasil tangkapan nelayan Aceh itu dijual kepada pedagang pengepul Rp50.000 per kilogram atau turun dari harga sebelumnya Rp55.000 per kilogram untuk selanjutnya diekspor melalui Medan dengan negara tujuan yaitu Amerika, China, Singapura, Jepang dan  Malaysia. ANTARA FOTO/Ampelsa/rwa.
Foto: Ilustrasi ikan tuna, salah satu komodita ekspor Bali. (ANTARA FOTO/AMPELSA)
Denpasar -

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali melaporkan neraca perdagangan Bali pada Januari 2025 surplus sebesar US$ 38,50 juta. Surplus terjadi di tengah penurunan impor barang pada seluruh golongan penggunaan barang secara bulanan (month-to-month).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi Bali, Kadek Agus Wirawan, menyampaikan tren penurunan impor yang cukup signifikan ini turut berkontribusi terhadap surplus perdagangan.

"Pada Januari 2025, total impor Bali tercatat mencapai US$ 10,45 juta, turun sebesar 53,30 persen dibanding bulan sebelumnya dan 3,26 persen dibanding Januari 2024. Penurunan ini terjadi di semua kategori barang impor, dengan barang konsumsi turun paling tajam, yakni 70,05 persen," ungkapnya dalam rilis BPS, Senin (3/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi negara asal impor, Tiongkok mengalami penurunan impor terbesar, yakni -38,46%. Disusul oleh Thailand (-45,62%) dan Australia (-47,34%). Sebaliknya, Jerman justru mencatat lonjakan impor sebesar 104,89 persen.

"Kalau dilihat berdasarkan lima besar komoditas impor yang utama ini, impor kode HS 84 yaitu mesin dan peralatan mekanis," jelasnya.

Disusul oleh logam mulia dan perhiasan, mesin dan perlengkapan elektrik, barang dari kulit samak, instrumen optik, fotografi, dan medis.


Ekspor Bali Menurun

Di sisi lain, total ekspor Bali pada Januari 2025 mencapai US$ 48,96 juta. Jumlah ini mengalami penurunan 25,53 persen secara tahunan (y-on-y) dan 5,74 persen secara bulanan (m-to-m).

Meski demikian, volume ekspor ke beberapa negara tujuan meningkat. Prancis menjadi negara tujuan ekspor dengan kenaikan tertinggi, yakni naik 20,92%, yang didorong oleh peningkatan ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata. Ekspor ke Jerman juga meningkat sebesar 11,47%, diikuti oleh Amerika Serikat naik 16,19%.

Sebaliknya, ekspor ke Tiongkok mengalami penurunan terbesar, yakni turun 28,81%, diikuti oleh Australia minus 17,73%.

Lima komoditas masih menjadi andalan ekspor Bali. Yakni, ikan, krustasea, dan moluska; logam mulia dan perhiasan; kertas, karton, dan produk sejenisnya; pakaian dan aksesori (bukan rajutan); serta kayu dan barang dari kayu.




(hsa/hsa)

Hide Ads