
Rokok Jadi Penyumbang Kemiskinan Terbesar Kedua Setelah Beras di Bali
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rokok menjadi penyumbang kemiskinan kedua dari komoditas makanan setelah beras di Pulau Dewata.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rokok menjadi penyumbang kemiskinan kedua dari komoditas makanan setelah beras di Pulau Dewata.
Bali mencatatkan persentase penduduk miskin terendah di Indonesia, 3,72% pada Maret 2025. Penurunan ini menunjukkan kemajuan pembangunan inklusif pasca COVID.
Bali mengalami deflasi 0,47% pada Mei 2025, dipicu oleh turunnya harga pangan seperti cabai dan bawang merah akibat panen raya. Inflasi tahunan tercatat 1,92%.
BPS mencatat jumlah wisman yang berkunjung ke Bali sejak Januari-April 2025 mencapai 2 juta orang lebih. Jumlah turis India di Bali kini salip China.
Ekonomi Bali triwulan I 2025 tumbuh 5,52%, melampaui nasional. Sektor pariwisata dan konsumsi rumah tangga jadi pendorong utama pertumbuhan.
BPS Bali mencatat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Pulau Dewata pada Maret 2025 turun menjadi 46,61 persen dibanding Februari 2025.
BPS Bali mencatat inflasi 0,73% bulanan dan 2,30% tahunan pada April 2025, dipicu tarif listrik dan harga emas. Deflasi terjadi pada kelompok makanan.
Buleleng tercatat sebagai wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Bali. BPS mendorong Gubernur Koster untuk fokus mengatasi kemiskinan di daerah ini.
BPS Bali akan mengadakan sensus ekonomi dan kebudayaan. Gubernur Koster minta data lebih spesifik untuk mendukung transformasi ekonomi dan perlindungan budaya.
Kepala BPS Bali, Agus Gede, mengungkapkan penurunan okupansi hotel dapat berdampak besar pada perekonomian. TPK hotel Februari 2025 tercatat 51,62%.