Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras di Bali sepanjang tahun 2024 menurun sebanyak 21,49 ribu ton atau 5,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun, produksi beras pada 2023 tercatat sebanyak 379,87 ribu ton, sementara pada 2024 hanya mencapai 358,38 ribu ton.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi Bali, Kadek Agus Wirawan, mengungkapkan penurunan produksi beras dipengaruhi oleh berbagai faktor. Termasuk kondisi cuaca dan iklim hingga perubahan perilaku petani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Budidaya tanaman, cuaca, dan iklim sangat berpengaruh. Berdasarkan fase pengamatan, angka potensi luas panen dipengaruhi oleh faktor-faktor ini," ujar Agus di Denpasar, Senin (3/3/2025).
Meski demikian, BPS Provinsi Bali memprediksi produksi beras di Pulau Dewata kembali naik pada subround 1 (Januari-April) 2025 dengan proyeksi sebesar 190,78 ribu ton. Proyeksi ini meningkat 10,21 persen dibandingkan subround 1 tahun 2024.
Tak hanya produksi beras, Agus menyebut luas panen padi di Bali pada 2024 juga menurun 4,34 persen dibandingkan pada 2023. Ia memprediksi luas panen padi pada subround 1 tahun 2025 akan naik menjadi 31,46 ribu hektare atau meningkat 13,09 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
(iws/nor)