Pertumbuhan Ekonomi Bali Peringkat 10 di Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Bali Peringkat 10 di Indonesia

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Sabtu, 08 Feb 2025 15:59 WIB
Wisatawan berjalan di dermaga untuk menyeberang ke destinasi wisata Nusa Penida dan Gili Trawangan, NTB  menggunakan kapal cepat di Pelabuhan Serangan, Denpasar, Bali, Jumat (1/9/2023). Pengelola pelabuhan menyebut rata-rata kapal cepat yang berangkat melayani penyeberangan mencapai 27 kapal per hari dengan jumlah penumpang 800-900 orang yang didominasi wisatawan dari China, India dan Eropa. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
Foto: Deretan kapal cepat ke Nusa Penida. Ekonomi Bali tergantung pada pariwisata. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Denpasar -

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat perekonomian Bali pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 5,19% secara year on year (yoy). Angka tersebut menempatkan pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata di peringkat 10 dari seluruh provinsi di Indonesia.

"Capaian ini menempatkan Bali pada peringkat kesepuluh dari 38 provinsi di Indonesia, dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02% yoy," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/2/2025).

Dengan perkembangan tersebut, sambung Erwin, ekonomi Bali secara keseluruhan 2024 tumbuh positif pada 5,48% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional sebesar 5,03% yoy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pertumbuhan Bali yang tetap kuat menjadi indikator penting akan ketahanan. Potensi ekonomi wilayah itu juga penting dalam menghadapi tantangan global, dan domestik.

"Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh pertumbuhan pada investasi dan aktivitas ekspor," kata Erwin.

Adapun, investasi menguat sebesar 4,19% yoy sejalan dengan akselerasi penyelesaian konstruksi proyek strategis. Sedangkan, dari sisi ekspor, utamanya pada ekspor jasa meningkat seiring peningkatan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 17,65% yoy.

Sementara, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah tumbuh kuat meski melambat. Kuatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh aktivitas hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Kemudian konsumsi pemerintah dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) juga tetap tumbuh kuat didorong pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Dari sisi lapangan usaha (LU), terdapat tiga LU dengan pertumbuhan tertinggi, yakni akomodasi, makan, dan minum (Akmamin), pengadaan listrik dan gas, serta industri pengolahan.

"Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan tetap tumbuh kuat pada Triwulan I 2025 didukung oleh momentum HBKN Imlek, Nyepi, dan Idul Fitri," kata Erwin.

Menurutnya, untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, perlu dilakukan beberapa hal. Yakni, penguatan sektor padat karya dengan mendorong Bali sebagai destinasi pariwisata dunia yang berbasis budaya, hingga mendorong Bali sebagai sentra industri kecil menengah berbasis agro, dan ekonomi kreatif melalui sektor industri.

Selanjutnya, sinergi pengendalian inflasi melalui kolaborasi strategis tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dengan menciptakan ekosistem ketahanan hulu-hilir, hingga penguatan data neraca pangan. Serta perluasan digitalisasi sistem pembayaran dan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD).

Erwin mengatakan melalui kolaborasi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku ekonomi lokal, BI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali.

"Bank Indonesia optimistis bahwa melalui sinergi antar sektor, Bali dapat terus meningkatkan daya tarik ekonominya. Baik di skala nasional maupun global," tandas Erwin.




(hsa/nor)

Hide Ads