Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Negara berhasil mengembangkan peternakan ayam petelur yang melibatkan narapidana (napi). Dalam peternakan dengan metode modern ini, 500 ekor ayam petelur bisa menghasilkan 450 hingga 480 butir telur setiap harinya.
Dari pantauan detikBali, napi atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Negara setiap harinya memiliki kegiatan pada jenis pembinaan kemandirian yang berbeda. Salah satunya adalah peternakan ayam petelur. Setiap harinya, pembeli antre untuk mendapatkan telur di Rutan Negara.
Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan I Nyoman Tulus Sedeng mengatakan Rutan Negara tidak henti-hentinya memberikan pembinaan baik kepada dalam hal kepribadian maupun kemandirian bagi seluruh WBP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segala jenis pembinaan kemandirian mulai dari peternakan, perkebunan, perikanan, batako, meubel, dan las terkumpul di satu tempat di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Rutan Negara.
"SAE ini terletak di bagian selatan Rutan Negara yang masih menjadi satu-kesatuan dengan tembok pengamanan Rutan, sehingga segala kegiatan di dalamnya dapat terawasi dengan baik oleh petugas pengamanan," ungkap Tulus ditemui detikBali, Minggu (21/5/2023).
Tulus juga menjelaskan bahwa salah satu ragam pembinaan yang banyak diminati masyarakat belakangan ini adalah ayam petelur pada bidang peternakan.
"Seluruh telur yang dikumpulkan setiap harinya langsung habis terjual di hari yang sama sehingga telur yang dipasarkan itu merupakan produk fresh atau baru sehingga dijamin kesehatannya," kata Tulus.
Disinggung mengenai perawatan, pria yang juga menjabat sebagai Humas Rutan Negara ini menjelaskan bahwa tidak ada yang berbeda dengan ternak ayam petelor pada umumnya. Kotoran ayam digunakan sebagai pupuk sehingga tidak menghasilkan bau, dan tidak mengganggu kenyamanan WBP.
"Kalau untuk perawatan ayamnya tidak terlalu susah. Pemberian pakan cuman dua kali sehari dan menghabiskan sekitar 50 kilogram pakan ayam untuk 500 ekor ayam per hari. Begitu juga kalau ada ayam yang sakit itu segera kami pisahkan supaya tidak menular," ujar Tulus.
Selain bidang peternakan, lanjut Tulus, pokja batako juga laris pelanggan. Terbukti sebanyak 1800 buah batako telah terjual selama April ini. Batako banyak diminati masyarakat karena harganya berani bersaing dengan kualitas yang tidak kalah saing.
"Pokja batako ini memang terbilang baru dilaksanakan, sekitar tiga bulan yang lalu, namun sudah banyak pesanan yang masuk. Tetapi kami tetap mengutamakan kualitas," papar Tulus.
Tulus juga menjelaskan sebagian besar kegiatan pembinaan kemandirian di Rutan Negara merupakan kerjasama dengan pihak ketiga salah satunya bantuan kambing oleh Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana. Beberapa lainnya merupakan swadaya, seperti Jasa Laundry, Jasa Cuci Motor, dan Perkebunan.
"Mengenai pemasaran produk-produk yang dihasilkan WBP itu dikelola oleh petugas pembinaan baik melalui sosial media atau langsung dipasarkan ke masyarakat oleh rekan-rekan petugas," imbuh Tulus.
Sementara, Kepala Rutan Negara Lilik Subagiyono mengungkapkan kebanggaannya atas kesuksesan peternakan ayam petelur Rutan Negara. Program pembinaan seperti ini memberikan kesempatan kepada narapidana untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam berbagai bidang, termasuk peternakan.
"Dengan berbagai program pembinaan ini, diharapkan narapidana dapat memiliki bekal yang memadai saat kembali ke masyarakat dan berperan sebagai warga yang produktif dan bertanggung jawab," tegas Lilik.
(efr/hsa)