Dari Karangasem Keliling Bali Menengadahkan Tangan

Laporan Khusus Pengemis

Dari Karangasem Keliling Bali Menengadahkan Tangan

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 14 Apr 2023 19:52 WIB
Aksi pengemis di salah satu toko di wilayah Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Minggu (19/2/2023).
Pengemis di salah satu toko di wilayah Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Minggu (19/2/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali
Denpasar -

Tahukah Anda, Bali didapuk jadi destinasi wisata terpopuler di dunia versi TripAdvisor pada 2023? Bali hanya terpaut satu peringkat di bawah Dubai, Uni Emirat Arab, di posisi pertama. Namun, di balik gegap gempita Bali sebagai destinasi wisata, masih ada 205 ribu orang miskin.

Kemiskinan itu menyebar di sembilan kabupaten/kota di Bali, dari Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, sampai Denpasar. Bahkan, di Karangasem, ada satu desa yang warganya sebagian besar menjadi pengemis yaitu Desa Tianyar Barat. Desa itu terdiri dari empat dusun antara lain Munti Gunung, Munti Gunung Kauh, Munti Gunung Tengah, dan Munti Gunung Kangin.

Dari desa ini, sejumlah pengemis berkelana dari satu daerah ke daerah lainnya. Mulai dari Jembrana, Gianyar, Denpasar, hingga Badung.
Mereka menengadahkan tangan. Mengiba pada orang yang ada di pusat keramaian seperti swalayan dan persimpangan jalan. Tak jarang para pengemis itu melibatkan anak-anak untuk meminta-minta.

Gelandangan dan pengemis kembali menjadi sorotan setelah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Badung mengembalikan 18 gelandangan dan pengemis ke Karangasem. Dari 18 gelandangan pengemis itu, 10 orang adalah anak-anak. Mereka mengemis di sekitar lampu merah Pantai Kuta.

Belasan gepeng asal Pedahan, Desa Tianyar Tengah, Kabupaten Karangasem, tiba di Dinsos Karangasem, Selasa (4/4/2023).Belasan gelandangan dan pengemis asal Pedahan, Desa Tianyar Tengah, Kabupaten Karangasem, tiba di Dinas Sosial Karangasem, Selasa (4/4/2023). Sebelumnya, mereka ditangkap oleh Satpol PP Badung. Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali


Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Badung I Made Astika Jaya menduga ada eksploitasi anak dari kegiatan mengemis dengan melibatkan anak-anak itu.

"Saat kami amankan itu, ada yang bawa HP. Mereka itu ada yang mengkoordinir dan ada orang tuanya juga mengawasi," ujarnya kepada detikBali, Rabu (12/4/2023).

Kepala Satpol PP Jembrana I Made Leo Agus Jaya mengeluhkan sulitnya menertibkan pengemis di wilayahnya. Mereka yang tertangkap dan dikembalikan ke daerah asalnya kerap kembali ke Jembrana dalam hitungan hari. Sebagian besar pengemis itu berasal dari Karangasem.

Kepala Satpol PP Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Bawa Nendra mengimbau warga berhenti memberikan donasi kepada pengemis. Ia menilai kebiasaan berdermawa itu kerap dimanfaatkan para pengemis untuk mendapatkan uang.

"Kalau masyarakat ingin sayang, seharusnya jangan diberikan apa-apa, supaya kapok," ujarnya.

Seperti apa kemiskinan di empat dusun di Desa Tianyar Barat, Karangasem? Baca selengkapnya di sini.

Kepala Dusun Munti Gunung Tengah I Made Merta tidak menampik masih ada warganya yang bertahan menjadi pengemis. Namun, jumlahnya kini berkurang dibandingkan sebelumnya.

Dari 275 keluarga di Dusun Munti Gunung Tengah, sekitar 25 persen di antaranya masuk kategori miskin. Namun, jumlah tersebut jauh berkurang dari lima tahun lalu. Saat itu, 40 persen warga Dusun Munti Gunung Tengah merupakan penduduk miskin.

"Dengan berkurangnya angka kemiskinan, jumlah pengemis juga menurun. Saat ini, mungkin jumlahnya hanya sekitar dua atau tiga orang (pengemis). Itu pun warga yang masih tinggal di bagian atas," tutur Merta.

Rumah warga Dusun Munti Gunung Tengah, Desa Tianyar Barat, Karangasem, Senin (27/2/2023). Rumah tersebut didirikan oleh Kementerian Sosial. Munti Gunung Tengah juga dikenal sebagai kampung pengemis.Rumah warga Dusun Munti Gunung Tengah, Desa Tianyar Barat, Karangasem, Senin (27/2/2023). Rumah tersebut didirikan oleh Kementerian Sosial. Munti Gunung Tengah juga dikenal sebagai kampung pengemis. Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali


Kepala Dusun Munti Gunung I Ketut Lanus setali tiga uang. Menurut dia, dari 396 keluarga di dusun itu, hanya 30 persen yang merupakan penduduk miskin.
Jumlah golongan papa itu sudah jauh lebih berkurang dibandingkan lima tahun lalu. Saat itu, jumlah warga miskin mencapai 50 persen. Jumlah orang yang mengemis pun diklaim berkurang, yakni tersisa dua sampai tiga orang saja dari sebelumnya puluhan pengemis.

Beralih ke Dusun Munti Gunung Kangin, dari 314 keluarga, hanya tersisa 40 persen di antaranya yang kurang mampu. Padahal, lima tahun lalu, jumlah keluarga miskin di sini mencapai 70 persen. "Saat ini, sekitar empat-lima orang saja yang masih mengemis," tutur Kepala Dusun I Nyoman Gemuh Adi Atmaja.

Merta, Lanus, dan Atmaja berpendapat sejumlah pengemis di Bali tidak hanya dari dusun mereka saja. Mereka jengkel, lantaran jika ada pengemis yang tertangkap Satpol PP, peminta-minta itu kerap mengaku berasal dari Munti Gunung.

Kepala Dusun Munti Gunung Kauh Sipel berharap Satpol PP segera menghubungi Desa Tianyar Barat saat menangkap pengemis yang mengaku dari Munti Gunung. "Hubungi kami atau minimal kirim foto ke kami agar kami bisa cek benar nggak mereka warga kami," ujarnya.



Pembaca detikBali, berikut kami sajikan laporan khusus cerita pengemis dari Pulau Dewata. Selamat membaca.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Jumlah Angka Kemiskinan RI Meledak Versi Bank Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(BIR/gsp)

Hide Ads