Pilu Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Ditinggal Istri yang Baru Dinikahi

Pilu Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Ditinggal Istri yang Baru Dinikahi

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Kamis, 03 Jul 2025 22:10 WIB
Febryani, salah seorang penumpang selamat dari peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Kamis (3/7/2025). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Febryani, salah seorang penumpang selamat dari peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Kamis (3/7/2025). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Febryani tak kuasa menahan tangis. Pria berusia 27 tahun itu harus menerima kenyataan pahit lantaran perempuan yang baru dinikahinya menjadi korban tewas dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.

Febryani menceritakan detik-detik mengerikan saat ombak besar menghantam kapal dan merenggut nyawa istrinya, Cahyani (32), pada Kamis (3/7/2025) dini hari. Saat berlayar menuju Pulau Dewata, Febryani dan Cahyani berada di lantai dua kapal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Febryani, hantaman ombak membuat kapal terombang-ambing. "Keadaan waktu kejadian panik sekali. Kapal oleng, tidak ada tiga menit sudah tiba-tiba terbalik," tutur Febryani saat ditemui detikBali di Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis malam.

Pria asal Banyuangi, Jawa Timur, itu mengungkapkan para penumpang sempat berupaya mencari pelampung dan perahu penyelamat saat kapal terbalik. Febryani dan sang istri berhasil mendapatkan life jacket dan bergegas mengenakannya.

ADVERTISEMENT

"Saya kemudian menceburkan diri ke laut bersama istri. Namun, istri saya terlepas dan hilang," ujar Febryani lirih.

Setelah menceburkan diri ke laut, Febryani berjuang keras untuk naik ke permukaan. Dia berkali-kali memanggil sang istri dan mendekati perahu penyelamat. Namun, Cahyani tetap tak ditemukan.

Febryani menyayangkan tidak ada imbauan dari pihak kapal untuk menyelamatkan diri. Ia melihat penumpang lain melemparkan life jacket ke air agar bisa diambil dan dipakai bergantian oleh mereka yang sudah terjatuh.

"Saat ada di air, saya masih melihat posisi kapal itu terbalik dan belum tenggelam. Tidak ada aba-aba sama sekali. Tidak ada imbauan untuk menyelamatkan diri," imbuhnya.

Febryani yakin kapal yang ditumpanginya bersama sang istri tidak bocor. Menurutnya, air masuk ke dalam kapal karena diterjang ombak besar dan muatan kapal yang banyak.

Kini, Febryani harus kehilangan sang istri. Ia dan Cahyani baru saja menikah bulan lalu dan berencana untuk kembali bekerja ke Bali setelah libur panjang acara pernikahan.

"Rencana hari ini menuju rumah dulu, selanjutnya menunggu keputusan keluarga," tandas Febryani.

Hingga malam ini, total enam jenazah korban kapal tenggelam telah dievakuasi dan diberangkatkan dari RSU Negara ke Pelabuhan Gilimanuk. Jenazah-jenazah tersebut akan diserahterimakan kepada pihak keluarga di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Enam jenazah tersebut terdiri dari dua laki-laki dewasa, tiga perempuan dewasa, dan satu balita. Beberapa di antaranya teridentifikasi sebagai Anang Suryono, Eko Sastriyo, Elok Rumantini, Cahyani, Fitri April Lestari, dan anaknya, Afnan Aqiel Mustafa (3).




(iws/iws)

Hide Ads