30 Bus Trans Metro Dewata Dijual-Insiden Pesawat Airfast di Bandara Ngurah Rai

Bali Sepekan

30 Bus Trans Metro Dewata Dijual-Insiden Pesawat Airfast di Bandara Ngurah Rai

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 09 Mar 2025 10:13 WIB
Bus Raya Terpadu Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi di Bali. Pengelola kesulitan memenuhi biaya operasional.
Ilustrasi Bus Raya Terpadu Trans Metro Dewata (TMD). (Foto: Antara Foto/Fikri Yusuf)
Denpasar -

Sejumlah peristiwa di Bali menjadi sorotan pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Salah satunya terkait rencana kembali beroperasinya bus Trans Metro Dewata. Puluhan sopir bus itu terancam dirumahkan setelah 30 armada Trans Metro Dewata dijual.

Selanjutnya, dua penjambret wisatawan di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, ditangkap polisi. Kedua pria itu sempat menanam ponsel iPhone hasil rampasan di sebuah kebun. Tujuannya supaya ponsel curian itu tidak terlacak oleh fitur 'Find My iPhone.'

Kabar terpopuler berikutnya terkait kematian Serka INS dengan luka bekas peluru di kepalanya. Tim investigasi Kodam IX/Udayana memastikan anggota Detasemen Peralatan (Denpal) IX/3 Singaraja itu tewas akibat bunuh diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ada pula insiden pesawat Airfast rute Sumbawa Barat-Denpasar yang mengalami kendala teknis saat mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Kendala teknis tersebut membuat landasan pacu atau runway Bandara Ngurah Rai ditutup hampir dua jam pada Sabtu (8/3/2025).

Simak ulasan berita terpopuler detikBali dalam rubrik Bali Sepekan berikut ini.

ADVERTISEMENT

30 Bus Trans Metro Dewata Dijual

Sebanyak 30 bus Trans Metro Dewata (TMD) terjual, termasuk empat unit yang dibeli oleh perusahaan transportasi di Makassar. Penjualan ini dilakukan untuk membiayai operasional perusahaan. Sementara itu, puluhan sopir bus terancam dirumahkan akibat berkurangnya armada dari 105 menjadi 75 unit.

"Yang pasti (bus) sudah laku. Sejak Senin (3/3/2025) kemarin," kata Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya, Ida Bagus Eka Budi, Rabu (5/3/2025).

Budi menjelaskan dana hasil penjualan lima unit dari 30 bus TMD digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Termasuk pembayaran gaji karyawan, perawatan bus yang tersisa, serta kebutuhan operasional lainnya.

Adapun sisanya merupakan 25 persen dari total saham kepemilikan pengelolaan TMD. Dana hasil penjualan tersebut telah diserahkan ke PT Dewata Transport sebagai salah satu konsorsium pemegang saham.

Budi masih menunggu keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali terkait rencana pengoperasian kembali bus TMD. Menurutnya, dana hasil penjualan bus sejauh ini masih cukup untuk menutup biaya operasional PT Satria Trans Jaya hingga Juni 2025.

Di sisi lain, puluhan sopir bus Trans Metro Dewata terancam kehilangan pekerjaan akibat penjualan 30 unit bus itu. Bus TMD sudah tidak beroperasi sejak 1 Januari 2025. "Unit berkurang, berarti personel berkurang. Kan nggak mungkin unitnya 75, personelnya 105. Ya itu konsekuensi," kata Eka Budi.

Budi menjelaskan para sopir akan diseleksi untuk mengemudikan 75 unit bus TMD jika operasional kembali berjalan. Mereka yang tidak lolos seleksi akan direkomendasikan untuk bekerja di perusahaan otobus (PO) lain.

"Sampai saat ini belum (ada sopir yang diberhentikan). Tapi kami sudah berproses. Jadi, semua perusahaan kalau terjadi pengurangan armada, konsekuensinya (pengurangan sopir)," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunartha menyatakan bus TMD tidak bisa beroperasi pada Maret 2025. Sebab, mekanisme penganggaran operasional bus itu membutuhkan waktu.

"Kami belum menemukan mekanisme yang bisa digunakan untuk bulan Maret," kata Samsi, Kamis (6/3/2025).

Samsi juga menyampaikan hitung-hitungan Gubernur Bali Wayan Koster memperkirakan proses penganggaran selesai pada Juni. Samsi tak mengetahui mekanisme yang akan digunakan jika seandainya operasional bus TMD dimajukan pada Maret 2025.

Kalaupun dipercepat, Samsi memprediksi mekanisme penganggaran rampung pada April. Namun, dia tidak bisa berjanji sebab memang prosesnya tidak gampang. "Yang jelas mekanisme ini harus mengikuti mekanisme anggaran APBD dan itu membutuhkan waktu," jelasnya.

Dua Penjambret Wisatawan di Ubud Tanam Iphone Rampasan

Konferensi pers Polres Gianyar soal penangkapan penjambret dan penadah ponsel curian, Selasa (4/2/2025). (Leona Wirawan/detikBali)Konferensi pers Polres Gianyar soal penangkapan penjambret dan penadah ponsel curian, Selasa (4/2/2025). (Leona Wirawan/detikBali)

Dua penjambret turis asing dan domestik di kawasan wisata Ubud, Gianyar, Bali, ditangkap polisi. Dua pria asal Karangasem yang masuk dalam satu komplotan ini berinisial LKR (16) dan IKA (30).

Keduanya ditangkap Kepolisian Sektor (Polsek) Ubud yang dibantu Unit I Satreskrim Polres Gianyar. LKR dan IKA ditangkap di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Karangasem. Polisi masih memburu pelaku lain.

"Kami masih memburu pelaku lainnya yang terlibat tindak kejahatan ini. Inisialnya WA atau akrab dipanggil Punggit," kata Kapolres Gianyar, AKBP Umar, saat konferensi pers di kantornya, Selasa (4/2/2025).

Penangkapan dua spesialis jambret turis ini bermula ketika sepasang turis asal Ukraina terjatuh ke jurang di Jalan Gunung Sari, Banjar Ambengan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Rabu (26/2/2025). Warga asing itu terjatuh lantaran mengejar jambret.

Salah satu korban, Oleksandr Sendriuk, memberitahukan bahwa iPhone 15 abu-abu miliknya yang ditaruh di holder motor saat perjalanan pulang dari minimarket Big M Ubud dijambret. Polisi kemudian menelusuri kasus penjambretan itu.

Berdasarkan penelusuran, Iphone turis Ukraina itu ternyata dijambret oleh IKR. Ia lantas menjual ponsel Iphone itu kepada IKA untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Umar mengungkapkan Iphone yang dijambret itu tidak langsung dijual, melainkan ditanam terlebih dahulu di sebuah kebun. Tujuannya supaya tidak bisa ditemukan oleh fitur 'Find My iPhone.'

"Setelah korban tidak bisa melacak iPhone-nya, pelaku berencana menjualkan bagian-bagian dari perangkat tersebut ke konter-konter," tambah Umar.

Selain di Gianyar, LKR dan kawannya juga melancarkan aksinya di Denpasar dan Badung. LKR bertugas sebagai perampas barang korban, sedangkan IKA sebagai menampung barang curian.

LKR dan IKA kini telah ditahan. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa 17 iPhone dengan varian berbeda, jaket Shopee Food oranye, motor NMax hitam, dan dua helm. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Adapun, LKR dijerat Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 362 KUHP. Sementara IKA dijerat Pasal 480 KUHP.

"Pihak kepolisian berupaya meningkatkan keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polres Gianyar. Untuk masyarakat, kami imbau untuk selalu berhati-hati dan tidak menaruh barang berharga di tempat yang mudah dijangkau penjahat," jelas Umar.

Kodam IX/Udayana Pastikan Serka INS Tewas Bunuh Diri

Detasemen Peralatan (Denpal) IX/3 Singaraja Kodam IX/Udayana. (Foto: Dok. Kodam IX/Udayana)Detasemen Peralatan (Denpal) IX/3 Singaraja Kodam IX/Udayana. (Foto: Dok. Kodam IX/Udayana)

Tim investigasi Kodam IX/Udayana memastikan bahwa Serka INS (48), anggota Detasemen Peralatan (Denpal) IX/3 Singaraja, tewas akibat bunuh diri. Ia ditemukan tak bernyawa dengan luka tembak di kepala dan pistol di pangkuannya.

"Dipastikan bunuh diri," kata Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana, Rabu (5/3/2025).

Sebelum kejadian, anggota Denpal IX/3 Singaraja sempat mendengar suara letusan senjata api. Beberapa detik setelah suara terdengar, rekan-rekan Sertu INS mendatangi lokasi dan menemukan pria itu sudah tergeletak dengan kondisi bersimbah darah.

"Setelah dengar (letusan), (anggota) langsung datang ke TKP hanya dalam hitungan detik. Jadi, tidak ada celah (bagi siapa pun) untuk membunuh," ujar Agung.

Pistol yang digunakan Serka INS untuk mengakhiri hidup ditemukan berada di pangkuannya. Menurut Agung, tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan orang lain di lokasi saat kejadian.

Hingga kini, tim investigasi masih menyelidiki motif Serka INS melakukan tindakan tersebut. Namun, berdasarkan laporan sementara, Serka INS dikenal sebagai prajurit yang disiplin dan tidak memiliki catatan masalah di tempat tugasnya.

"Dia prajurit yang disiplin," kata Agung.

Serka INS ditemukan tewas sekitar pukul 11.55 Wita, Rabu (26/2/2025), di tempat tugasnya. Saat ditemukan, ia masih mengenakan kaus dinas berwarna abu-abu dan celana panjang hijau tua.

Insiden Pesawat Airfast Bikin Runway Bandara Ngurah Rai Ditutup

Pesawat Airfast rute Sumbawa Barat-Denpasar mengalami kendala teknis saat mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu (8/3/2025). Akibatnya, landasan pacu atau runway Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, ditutup hampir dua jam

Pesawat tipe Twin Otter Seaplane dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 itu mendadak tidak bisa bergerak setelah mendarat. Walhasil, pesawat berkapasitas 12 penumpang itu tidak bisa dipindahkan ke apron.

"Pada saat pesawat Airfast ini landing dan terkendala teknis, maka terjadi block runway, sehingga runway kami tutup," ungkap General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shabab dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Pesawat Airfast mendarat pukul 09.26 Wita di landasan pacu 09/27. Setelah mendarat dan berjalan pelan, pesawat tiba-tiba tidak dapat bergerak. Sesuai prosedur, landasan pacu ditutup untuk memastikan keselamatan penerbangan di bandara.

Sebanyak tujuh penumpang langsung dievakuasi ke General Aviation Terminal (GAT). Operator bandara menegaskan penanganan penumpang sudah dilakukan sesuai prosedur operasional standar (SOP). Ia memastikan kondisi penumpang yang dievakuasi tersebut tak mengalami kendala serius.

"Dipastikan mereka tidak mengalami cedera serius," ungkap Ahmad.

Landasan pacu ditutup mulai pukul 10.15 Wita hingga pukul 12.10 Wita. Keputusan ini tertuang dalam Notice to Airmen (NOTAM) Nomor A0668/25 NOTAMN.

Selain itu, sebanyak 31 penerbangan di Bandara Ngurah Rai terdampak insiden pesawat Airfast yang bermasalah saat mendarat pada Sabtu pagi. Puluhan penerbangan itu terdiri dari 10 penerbangan keberangkatan dan 21 kedatangan.

Ahmad menerangkan sebanyak 10 penerbangan keberangkatan ditunda atau delayed, terdiri dari lima penerbangan domestik dan lima penerbangan internasional. Kemudian, 21 penerbangan kedatangan yang terdampak terdiri dari 9 penerbangan domestik dan 12 internasional.

"Penerbangan kedatangan mengalami pengalihan pendaratan atau divert ke beberapa bandara alternatif," ujar Ahmad.

Setelah proses evakuasi selesai, landasan pacu di Bandara Ngurah Rai kembali dibuka. Semua penerbangan domestik dan internasional yang sempat dialihkan berangsur normal sejak pukul 13.06 Wita.

Adapun, pesawat pertama yang mendarat setelah pembukaan landasan adalah Singapore Airlines (SQ) pada pukul 13.10 Wita. Sementara itu, pesawat pertama yang lepas landas adalah Air India pada pukul 13.26 Wita.




(iws/gsp)

Hide Ads