Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunartha menanggapi penjualan armada bus Trans Metro Dewata (TMD) oleh konsorsium operator. Samsi menyatakan pemerintah daerah tidak memiliki wewenang untuk melarang penjualan tersebut.
"Saya melihat kalau ini sebetulnya nggak ada hak kami untuk melarang penjualan itu karena itu mungkin cara mereka untuk survive ya," kata Samsi, Kamis (6/3/2025).
Samsi menambahkan Pemprov Bali tengah berupaya mengaktifkan kembali operasional bus TMD secepatnya. Namun, hal tersebut harus melalui mekanisme penganggaran yang sesuai prosedur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus ada mekanisme penganggaran dan itu tidak boleh dilakukan tanpa mekanisme itu soalnya harus dibayar juga nantinya. Jadi mau tidak mau ya, nanti kita carikan kendaraan lagi yang memungkinkan," ujarnya.
Samsi mengusulkan agar semua koridor bus tetap beroperasi setelah diaktifkan kembali, meskipun jumlah armada di setiap koridor akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Saya tidak memperhitungkan berapa jumlah kendaraan yang tersedia, nggak gitu tapi sekarang kebutuhannya berapa. Kalau nanti harus disediakan ya perusahaannya yang menyediakan mencari kendaraannya di mana," jelasnya.
Pemprov Bali, lanjut Samsi, hanya perlu membayar sesuai kebutuhan kilometer dan standar yang ditetapkan per tahun.
Sebelumnya, konsorsium operator TMD kembali menjual empat unit bus ke sebuah perusahaan transportasi di Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan tambahan penjualan ini, total 30 unit bus telah terjual, menyisakan 75 unit.
"Ya, sudah dijual lagi. Ke PO (perusahaan otobus) mana saya belum update. Tapi yang pasti sudah laku. Sejak Senin (3/3/2025) kemarin," kata Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya Ida Bagus Eka Budi, Rabu (5/3).
Budi menjelaskan bahwa hasil penjualan lima unit dari 30 bus digunakan untuk membiayai operasional perusahaan, termasuk gaji karyawan dan perawatan 75 unit bus yang tersisa. Sementara itu, sisanya merupakan 25 persen dari total saham kepemilikan pengelolaan TMD, yang telah diserahkan kepada PT Dewata Transport sebagai salah satu pemegang saham konsorsium.
Menurut Budi, dana hasil penjualan bus sejauh ini masih cukup untuk menutup biaya operasional PT Satria Trans Jaya hingga Juni 2025. Jika operasional bus TMD kembali molor, pihaknya akan mengambil langkah tertentu, salah satunya menjual armada lagi.
(dpw/dpw)