Anekdot adalah cerita singkat yang lucu atau menarik, sering menggambarkan kejadian nyata atau orang sebenarnya, baik terkenal maupun tidak. Meskipun anekdot sering kali disampaikan berdasarkan peristiwa nyata yang melibatkan individu tertentu di tempat tertentu, modifikasi dalam penceritaan ulang dapat mengubahnya menjadi fiksi.
Anekdot bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran yang lebih umum atau menggambarkan sifat karakter secara ringkas dan jelas, berbeda dengan lelucon yang hanya bertujuan untuk memancing tawa.
Kata 'anekdot' berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'tidak diterbitkan' atau 'tidak dikeluarkan'. Procopius of Caesarea, penulis biografi Justinian I, menulis karya berjudul 'Aul Nekdota' (Memoar yang tak diterbitkan atau Kisah Rahasia), sebuah koleksi kejadian singkat dari kehidupan pribadi istana Bizantin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring waktu, makna anekdot meluas untuk mencakup setiap kisah singkat yang digunakan untuk menekankan atau mengilustrasikan poin tertentu yang diinginkan oleh penulis.
Sebuah lelucon biasanya dimulai dengan kalimat seperti 'Seorang pria muncul di sebuah bar...', sementara anekdot dimulai dengan setting yang lebih spesifik seperti 'Setelah J. Edgar Hoover muncul di sebuah bar...'. Anekdot lebih mirip dengan tamsil daripada fabel karena mengeklaim spesifisitas sejarah, meskipun fabel menggunakan karakter hewan dan tokoh manusia yang umum.
Anekdot sebagai Alat Sindiran
Anekdot sering kali bersifat satir, terutama di bawah rezim otoritarian seperti Uni Soviet. Masyarakat menggunakan anekdot politik untuk mengkritik sistem politik dan pemimpinnya, seperti Vladimir Lenin, Nikita Khrushchev, dan Leonid Brezhnev. Di Rusia modern, banyak anekdot yang menyinggung Vladimir Putin.
Ciri-ciri anekdot antara lain hampir mirip dengan dongeng, tetapi menceritakan hewan dan manusia secara umum dan realistis. Anekdot juga memiliki sifat humoris, menyindir, dan sering kali berfungsi sebagai lelucon.
Selain itu, anekdot ditulis dengan tujuan tertentu. Seperti mengungkapkan kebenaran atau menggambarkan karakter dengan cara yang ringkas dan jelas.
Kaidah penulisan anekdot meliputi penggunaan pertanyaan retorik, kata keterangan waktu lampau, dan kata penghubung. Selain itu, anekdot juga menggunakan kata kerja dan kalimat perintah. Urutan penyampaian cerita dalam anekdot harus mengikuti kronologi kejadian sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Tujuan anekdot adalah untuk membangkitkan tawa dan menghibur pendengar, serta menggambarkan karakter-karakter secara singkat. Selain itu, anekdot seringkali mengandung makna yang berkaitan dengan kenangan atau pengalaman singkat yang diceritakan.
Struktur Anekdot
1. Abstrak
Bagian pertama dari paragraf yang berfungsi untuk menggambarkan isi teks secara umum. Ini memberikan gambaran singkat tentang apa yang akan dibahas dalam anekdot.
2. Orientasi
Bagian awal yang menunjukkan permulaan kejadian atau latar belakang peristiwa tersebut. Orientasi memberikan konteks dan memperkenalkan tokoh serta setting cerita.
3. Even
Bagian yang menjelaskan jalannya cerita, termasuk latar dan watak tokoh-tokohnya. Even adalah inti dari anekdot di mana peristiwa-peristiwa mulai terjadi.
4. Krisis
Bagian dimana masalah atau kejadian penting muncul. Krisis adalah puncak dari cerita dimana konflik atau situasi menegangkan terjadi.
5. Reaksi
Bagian cerita yang menjelaskan bagaimana masalah tersebut diselesaikan. Reaksi menunjukkan tanggapan atau tindakan yang diambil oleh tokoh-tokoh dalam cerita.
6. Koda
Bagian akhir yang memberikan kesimpulan. Koda merangkum cerita dan memberikan penutup yang jelas, sering kali dengan pesan atau moral cerita.
7. Re-Orientasi
Bagian akhir cerita yang berisikan penutup. Re-orientasi mengakhiri anekdot dengan kalimat penutup yang menutup narasi dengan rapi.
Contoh Anekdot
Abstraksi
Pada suatu malam yang tenang, terjadi percakapan antara seorang ibu dan anak laki-lakinya yang sudah dewasa.
Orientasi
Mereka sedang mendiskusikan tentang jodoh sang anak yang belum juga ditemukan.
Event
Mereka berbicara panjang lebar tentang kriteria calon pasangan yang diinginkan oleh anaknya. "Nak, mengapa di usiamu yang sudah dewasa ini kamu belum mencari jodoh?" tanya ibu. "Jujur ibu sudah tua dan ingin menimang cucu." "Apakah kamu sudah punya calon atau belum?" "Jika belum, kira-kira seperti apa kriteria calonmu?" pertanyaan ibu bertubi-tubi pada anaknya.
Krisis
Si anak laki-laki kemudian menjawab, "Saya trauma, Bu, dengan yang namanya wanita. Dulu saya dekat dengan beberapa wanita cantik, tapi mereka hanya mengincar harta dan fisik saya. Jujur saya tidak tahan dengan wanita seperti itu. Maafkan saya jika sampai sekarang belum bisa membuat Ibu bahagia," jawab sang anak dengan jujur.
"Tapi, Bu, beri saya waktu satu bulan untuk mencari jodoh. Namun, ibu juga harus menerima jodoh saya dengan penuh suka cita tanpa memandang materi dan fisiknya," pinta sang anak kepada ibunya.
Reaksi
"Baiklah, Ibu menerima segala persyaratanmu. Ibu sangat senang sekali jika kamu cepat tanggap. Jujur, Ibu sudah tidak sabar untuk menimang cucu agar rumah ini terlihat ramai," ujar sang ibu dengan semangat.
Koda
Setelah sebulan mencari, akhirnya sang anak menemukan jodohnya.
"Bu, ini jodoh saya namanya Sari," katanya sambil memperkenalkan Sari kepada ibunya. Sang ibu kaget karena Sari hampir seusia dengannya. "Lalu, siapa tiga anak ini, Nak?" tanya ibu.
"Oh, ini anak-anak Sari, Bu. Sari ini janda dengan tiga anak. Jadi, sebentar lagi rumah kita akan ramai seperti harapan ibu," jawab sang anak dengan girang.
Re-orientasi
Mendengar jawaban anaknya dan melihat kenyataan di depannya, sang ibu pun mendadak pingsan.
Contoh Anekdot Singkat
Suatu ketika, ada sepasang suami istri yang sedang memanen buah tomat di kebun dekat rumah mereka. Tomat yang dipanen berwarna merah dan berukuran besar, sehingga mereka ingin segera memakannya. Setelah mengumpulkan beberapa keranjang, sang suami mengambil satu buah tomat dan memakannya.
Sang istri kemudian menegurnya, "Pah, kenapa tomatnya dimakan? Ini kan belum dicuci, jadi masih mengandung pestisida." Sang suami merayu, "Tahu nggak, Mah? Tomat ini seperti Papah dan Mamah, lho."
"Iya, maksudnya apa?" tanya sang istri heran. "I Love You Too Much," jawab suaminya dengan nada mesra. Mendengar kata-kata suaminya, sang istri pun langsung tersentuh hatinya dan tertawa.
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)