Memahami Majas: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Memahami Majas: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Rusmasiela Mewipiana Presilla - detikBali
Selasa, 02 Jul 2024 13:41 WIB
Ilustrasi majas litotes.
Ilustrasi majas. Foto: Getty Images/iStockphoto/Maria Petrishina
Denpasar -

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan untuk membuat kalimat lebih hidup dan menarik. Majas umumnya ditemukan dalam karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dan konon telah digunakan sejak era Yunani Kuno.

Penggunaannya bertujuan untuk memberikan efek tertentu kepada pembaca, menciptakan kesan yang lebih emosional dan mendalam. Melansir dari laman resmi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, berikut ini merupakan macam-macam majas.

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menyandingkan satu objek dengan objek lainnya untuk memberikan efek tertentu. Jenis majas ini mencakup berbagai bentuk yang digunakan untuk membuat perbandingan, menambah keindahan dan kedalaman makna dalam sebuah kalimat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€’ Asosiasi dan perumpamaan

Perbandingan yang hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Contoh wajahnya pucat bak mayat.

β€’ Metafora

Perbandingan analogis dalam mengungkapkan sesuatu. Contoh dia dianakemaskan oleh majikannya.

ADVERTISEMENT

β€’ Personifikasi

Mendeskripsikan benda mati bak makhluk hidup. Contoh bagaikan rumput yang bergoyang.

β€’ Alegori

Menyatakan dengan kiasan atau penggambaran. Contoh suami bak nahkoda, istri bak juru mudi.

β€’ Simbolik

Majas yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan perumpamaan entitas lain sebagai simbol. Contoh ia dikenal dengan julukan si buaya darat.

β€’ Metonimia

Menggunakan ciri atau merek suatu benda untuk mendeskripsikan benda tersebut. Contoh aku akan pulang ke Jakarta naik Garuda (pesawat).

β€’ Sinekdok

Menyebutkan bagian untuk menggantikan keseluruhan atau sebaliknya. Contoh pas pro toto (per kepala mendapatkan satu porsi), totem pro parte (Indonesia akan memilih idolanya malam nanti).

β€’ Simile

Mengungkapkan suatu perbandingan eksplisit dengan kata depan penghubung layaknya "umpama', ''Ibarat'', dsb. Contoh kau dan aku bagaikan langit dan bumi.

2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menyandingkan dua hal yang berlawanan untuk memberikan efek tertentu. Jenis majas ini mencakup berbagai bentuk yang digunakan untuk menekankan perbedaan, sehingga menambah keindahan dan kedalaman makna dalam sebuah kalimat.

β€’ Antitesis

Menggunakan pasangan kata yang berlawanan. Contoh miskin kaya, semua sama saja di mata tuhan.

β€’ Paradoks

Mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta. Contoh aku merasa kesepian di tengah ramainya malam di Bali.

β€’ Hiperbola

Pernyataan yang dilebih-lebihkan. Contoh tubuhnya kurus kering seperti tengkorak.

β€’ Litotes

Menyatakan sesuatu dengan pernyataan berlawanan dari kenyataan dan mengurang-kuranginya. Contoh mengapa kamu bertanya kepada saya yang bodoh ini?

3. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan untuk menyindir seseorang, perilaku, atau kondisi tertentu. Gaya bahasa ini bertujuan untuk menyampaikan kritik secara tidak langsung dengan cara yang lebih halus dan efektif.

β€’ Ironi

Menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan maksud menyindir. Contoh ini baru siswa teladan, setiap hari pulang larut malam.

β€’ Sinisme

Menyatakan sindiran secara langsung. Contoh lama-lama aku bisa mati kelaparan kalau menunggumu datang

β€’ Sarkasme

Sindiran yang paling kasar. Contoh soal semudahini saja tidak bisa dikerjakan.

4. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah gaya bahasa yang dirancang untuk memperkuat pesan dan mempengaruhi pendengar atau pembaca. Gaya bahasa ini digunakan untuk memberikan penekanan khusus pada suatu pernyataan atau ide.

β€’ Pleonasme

Menggunakan kata berlebihan untuk menegaskan sesuatu. Contoh semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.

β€’ Repetisi

Menggunakan perulangan kata untuk menegaskan sesuatu. Contoh ini dia yang kita tunggu, yang kita nantikan dan harap-harap.

β€’ Paralelisme

Menggunakan pengulangan kata yang biasa ditemukan di dalam puisi. Contoh sabar adalah kunci, sabar adalah pengertian.

β€’ Tautologi

Pengulangan kata untuk menegaskan kata yang diulang tersebut. Contoh bukan, bukan, bukan itu maksudku.

β€’ Klimaks

Menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat. Contoh semua orang dari mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut mengantri.

β€’ Antiklimaks

Menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin menurun. Contoh dari kota, ke desa hingga pelosok kampung, semua orang merayakannya.

β€’ Retorik

Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contoh siapa bilang kuliah tidak penting?

Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Hide Ads