- 1. Majas Perbandingan β’ Asosiasi dan perumpamaan β’ Metafora β’ Personifikasi β’ Alegori β’ Simbolik β’ Metonimia β’ Sinekdok β’ Simile
- 2. Majas Pertentangan β’ Antitesis β’ Paradoks β’ Hiperbola β’ Litotes
- 3. Majas Sindiran β’ Ironi β’ Sinisme β’ Sarkasme
- 4. Majas Penegasan β’ Pleonasme β’ Repetisi β’ Paralelisme β’ Tautologi β’ Klimaks β’ Antiklimaks β’ Retorik
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan untuk membuat kalimat lebih hidup dan menarik. Majas umumnya ditemukan dalam karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dan konon telah digunakan sejak era Yunani Kuno.
Penggunaannya bertujuan untuk memberikan efek tertentu kepada pembaca, menciptakan kesan yang lebih emosional dan mendalam. Melansir dari laman resmi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, berikut ini merupakan macam-macam majas.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menyandingkan satu objek dengan objek lainnya untuk memberikan efek tertentu. Jenis majas ini mencakup berbagai bentuk yang digunakan untuk membuat perbandingan, menambah keindahan dan kedalaman makna dalam sebuah kalimat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
β’ Asosiasi dan perumpamaan
Perbandingan yang hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Contoh wajahnya pucat bak mayat.
β’ Metafora
Perbandingan analogis dalam mengungkapkan sesuatu. Contoh dia dianakemaskan oleh majikannya.
β’ Personifikasi
Mendeskripsikan benda mati bak makhluk hidup. Contoh bagaikan rumput yang bergoyang.
β’ Alegori
Menyatakan dengan kiasan atau penggambaran. Contoh suami bak nahkoda, istri bak juru mudi.
β’ Simbolik
Majas yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan perumpamaan entitas lain sebagai simbol. Contoh ia dikenal dengan julukan si buaya darat.
β’ Metonimia
Menggunakan ciri atau merek suatu benda untuk mendeskripsikan benda tersebut. Contoh aku akan pulang ke Jakarta naik Garuda (pesawat).
β’ Sinekdok
Menyebutkan bagian untuk menggantikan keseluruhan atau sebaliknya. Contoh pas pro toto (per kepala mendapatkan satu porsi), totem pro parte (Indonesia akan memilih idolanya malam nanti).
β’ Simile
Mengungkapkan suatu perbandingan eksplisit dengan kata depan penghubung layaknya "umpama', ''Ibarat'', dsb. Contoh kau dan aku bagaikan langit dan bumi.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menyandingkan dua hal yang berlawanan untuk memberikan efek tertentu. Jenis majas ini mencakup berbagai bentuk yang digunakan untuk menekankan perbedaan, sehingga menambah keindahan dan kedalaman makna dalam sebuah kalimat.
β’ Antitesis
Menggunakan pasangan kata yang berlawanan. Contoh miskin kaya, semua sama saja di mata tuhan.
β’ Paradoks
Mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta. Contoh aku merasa kesepian di tengah ramainya malam di Bali.
β’ Hiperbola
Pernyataan yang dilebih-lebihkan. Contoh tubuhnya kurus kering seperti tengkorak.
β’ Litotes
Menyatakan sesuatu dengan pernyataan berlawanan dari kenyataan dan mengurang-kuranginya. Contoh mengapa kamu bertanya kepada saya yang bodoh ini?
3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan untuk menyindir seseorang, perilaku, atau kondisi tertentu. Gaya bahasa ini bertujuan untuk menyampaikan kritik secara tidak langsung dengan cara yang lebih halus dan efektif.
β’ Ironi
Menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan maksud menyindir. Contoh ini baru siswa teladan, setiap hari pulang larut malam.
β’ Sinisme
Menyatakan sindiran secara langsung. Contoh lama-lama aku bisa mati kelaparan kalau menunggumu datang
β’ Sarkasme
Sindiran yang paling kasar. Contoh soal semudahini saja tidak bisa dikerjakan.
4. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang dirancang untuk memperkuat pesan dan mempengaruhi pendengar atau pembaca. Gaya bahasa ini digunakan untuk memberikan penekanan khusus pada suatu pernyataan atau ide.
β’ Pleonasme
Menggunakan kata berlebihan untuk menegaskan sesuatu. Contoh semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
β’ Repetisi
Menggunakan perulangan kata untuk menegaskan sesuatu. Contoh ini dia yang kita tunggu, yang kita nantikan dan harap-harap.
β’ Paralelisme
Menggunakan pengulangan kata yang biasa ditemukan di dalam puisi. Contoh sabar adalah kunci, sabar adalah pengertian.
β’ Tautologi
Pengulangan kata untuk menegaskan kata yang diulang tersebut. Contoh bukan, bukan, bukan itu maksudku.
β’ Klimaks
Menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat. Contoh semua orang dari mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut mengantri.
β’ Antiklimaks
Menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin menurun. Contoh dari kota, ke desa hingga pelosok kampung, semua orang merayakannya.
β’ Retorik
Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contoh siapa bilang kuliah tidak penting?
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)