Jumlah kendaraan bermotor di Bali lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk di Pulau Dewata. Kepala Dinas Perhubungan Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta menyebutkan jumlah kendaraan bermotor di Pulau Dewata mencapai 4,7 juta unit, sedangkan jumlah penduduk Bali hanya mencapai 4,3 juta jiwa pada 2022.
Menurut Samsi, jumlah kendaraan bermotor di Bali terus tumbuh seiring dengan perkembangan pariwisata di Pulau Dewata. "Terus tumbuh karena pergerakan kita berbasis kendaraan pribadi, bukan hanya lokal tapi turis asing," tuturnya di Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (13/12/2023).
Data BPS Bali menyebutkan jumlah kendaraan bermotor di Bali meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kendaraan bermotor pada 2020 sebanyak 4.438.695 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua tahun kemudian, jumlah kendaraan bermotor bertambah menjadi 4.756.364 unit. Rinciannya, bus sebanyak 11.257, truk (171.603), motor (4.079.617), dan mobil penumpang (493.887).
Adapun, jumlah penduduk Bali pada 2022, menurut data BPS, sebanyak 4,374 juta jiwa. Setahun kemudian, jumlahnya naik menjadi 4,404 juta
Dampak dari terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor itu adalah kemacetan lalu lintas di sejumlah jalan menuju tempat wisata. Kemacetan menuju tempat wisata bisa makin panjang saat akhir pekan seperti daerah Kuta dan Canggu.
Menurut Samsi, masih banyak penduduk yang enggan meninggalkan kendaraan pribadi dan berpindah ke angkutan umum. Apalagi, sejumlah daerah di Bali belum mendapat akses angkutan umum sehingga warga setempat mengandalkan kendaraan pribadi.
Samsi berharap ada ruas jalan yang hanya bisa dilalui kendaraan umum. Sehingga orang berpindah menggunakan trasportasi publik.
"Kita berlomba nih dan harus dilakukan, karena melawan sepeda motor itu tidak gampang," paparnya.
Direktur Angkutan Jalan Kemeterian Perhubungan (Kemenhub) Suharto berpendapat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali harus segera membuat kebijakan yang berpihak kepada angkutan umum. Misalkan, dengan membatasi beroperasinya kendaraan pribadi sehingga orang beralih ke transportasi publik.
"Kami tidak melarang terhadap kepemilikan benda pribadi, tetapi kami membatasi pergerakan kendaraan pribadi," ujar Suharto saat jumpa pers Piloting Electric Vehicle System Developing a Green Transportation Investment Roadmap for Bali Project di Sanur, Rabu.
Suharto mengeklaim jumlah pengguna bus kota, yang menggunakan skema buy the service, di 22 kota mampu membuat orang meninggalkan kendaraan pribadinya. Rinciannya, sebanyak 70 persen dari pengguna motor pindah ke bus kota dan mobil 34 persen.
"Ini adalah suatu keberhasilan, tetapi kami menganggap belum maksimal karena nggak semua road factor itu sesuai dengan harapan," klaim mantan Kepala Bappeda Kota Bogor itu.
(gsp/iws)