Polda Bali mengusung slogan 'Dharma Bali' sebagai panduan bagi anggotanya dalam menjalankan tugas sehari-hari. Slogan ini dirancang agar mudah diingat dan diterapkan oleh para personel kepolisian di lapangan.
"Kami buat semacam nilai-nilai yang gampang diingat. Sehingga anggota di lapangan, oh ya saya harus begini, saya harus begini," kata Kapolda Bali Irjen Daniel Adityajaya dalam wawancara eksklusif dengan Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deannova Ginting di Mapolda Bali, Rabu (20/2/2025).
Daniel menjelaskan, 'Dharma' merupakan singkatan dari disiplin berintegritas, humanis, akuntabel, responsif, melayani dengan hati, dan adaptif. Setiap unsur dalam akronim tersebut menjadi pedoman bagi polisi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai contoh, kata 'responsif' dalam slogan Dharma menekankan pentingnya kecepatan dalam menanggapi laporan masyarakat. Jika tidak, polisi dianggap belum maksimal dalam menjalankan tugasnya.
"Ketika ada suatu masalah, mana responsif kamu. Ketika kita tidak cepat menerima laporan, ketika kita tidak melayani dengan maksimal, mana katanya melayani dengan hati. Sehingga, (slogan Dharma) memudahkan mereka (polisi di Bali), menjadi panduan kerja," ujar Daniel.
Daniel menambahkan, konsep ketertiban dan keamanan yang terkandung dalam slogan Dharma terinspirasi dari budaya serta ajaran agama di Bali, khususnya nilai Tri Hita Karana. Prinsip ini selaras dengan slogan Presisi dari Mabes Polri yang menekankan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Selain itu, ia juga menyoroti tantangan keamanan di Bali, terutama di wilayah selatan, di mana jumlah penduduk lokal jauh lebih sedikit dibandingkan wisatawan asing. Oleh karena itu, Polda Bali menggandeng unsur keamanan masyarakat, termasuk pecalang adat, untuk menjaga ketertiban.
Peran Pecalang dalam Keamanan Bali
Daniel mengakui bahwa pecalang adat memiliki peran penting dalam membantu kepolisian menciptakan keamanan di Bali. Meski lingkup tugasnya terbatas, keberadaan pecalang mampu menjaga stabilitas di lingkungan mereka sendiri.
"Mitra Polri sebagai komponen masyarakat yang membantu menjaga keamanan di Bali. Setidaknya, menjaga pada wilayahnya sendiri," ujarnya.
Menurut Daniel, meskipun masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu, mereka tetap menjunjung tinggi nilai toleransi dan menjaga adat istiadat di tengah keberagaman.
"Jadi, mereka (warga Bali) sangat welcome bagi siapa pun yang datang ke Bali. Ini kami jadikan satu modal dan hal yang positif bagaimana kami menjaga keamanan dan ketertiban," tuturnya.
(dpw/dpw)