Ni Luh Djelantik menjadi sorotan dalam sepekan terakhir. Nama calon anggota DPD RI itu dicatut masuk dalam struktur Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Bali.
Ada juga peristiwa sejumlah raja di Pulau Timor mengamuk karena merasa tak dianggap saat Ganjar Pranowo kampanye di Kupang, NTT. Mereka protes karena tak disebut dalam dialog, sementara mereka diundang secara resmi.
Dua berita tersebut di atas mendapat perhatian cukup tinggi dari pembaca setia detikBali dalam beberapa hari terakhir. Ada pula masalah baliho Ganjar-Mahfud yang dirusak orang di Jembrana.
Berikut rangkuman peristiwa-peristiwa menarik yang kami rangkum untuk Anda, pembaca setia detikBali.
Blunder Ni Luh Djelantik Masuk Struktur TPD Ganjar-Mahfud
Nama Ni Luh Djelantik masuk dalam daftar struktur Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Bali. Masuknya nama Djelantik ke tim kampanye melanggar Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023, karena dia sudah menjadi calon anggota DPD RI pada Pemilu 2024.
Ni Luh Djelantik mengaku tak tahu namanya masuk dalam struktur TPD Ganjar-Mahfud. Dia merasa namanya dicatut begitu saja oleh TPN Ganjar, tanpa ada pemberitahuan kepadanya.
Pengusaha sepatu tersebut menyayangkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud yang tak berkomunikasi dengan dirinya sebelum memasukkan namanya ke tim kampanye.
"Kenapa nggak konfirmasi ke Mbok Ni Luh gitu loh. Biar tidak ada polemik," ungkapnya, Rabu (29/11/2023).
KPU dan Bawaslu menyebut, masuknya nama Djelantik ke struktur TPD Ganjar-Mahfud jelas-jelas adalah pelanggaran. Sebab, Ni Luh sudah terdaftar sebagai calon anggota DPD RI dan tidak boleh masuk dalam tim kampanye capres-cawapres.
Bawaslu kemudian memberi waktu tiga hari kepada KPU dan TPD Ganjar untuk menghapus nama Ni Luh Djelantik dari struktur itu. Nama pengusaha sepatu itu pun dihapus.
Ni Luh Djelantik bersyukur namanya sudah hilang dalam struktur TPD Ganjar-Mahfud Bali. Dia menjawab diplomatis ketika disinggung apakah merasa dirugikan atau tidak terkait namanya yang dicatut dalam tim pemenangan Ganjar-Mahfud itu.
"Mbok Ni Luh harus sampaikan apa yang menjadi sebuah kebenaran. Merugikan atau tidak itu relatif," ujar Ni Luh saat ditemui di kantor Bawaslu Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu (2/12/2023).
Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak Orang
Baliho pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md di pinggir Jalan Denpasar-Gilimanuk, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, dirusak orang.
Perusakan diduga dilakukan pada Sabtu (2/12/2023) dini hari lantaran pada Jumat (1/12/2023) malam baliho masih berdiri bersanding dengan baliho caleg partai politik lainnya.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi menjelaskan, dirinya sudah menerima laporan terkait pengerusakan beberapa baliho PDIP tersebut dan sudah mengecek ke lokasi kejadian.
"Saya lihat memang kondisinya sudah hancur, capres-cawapres kami, ada tiga baliho yang rusak," ungkap Sri Sutharmi ditemui detikBali, Sabtu (2/12/2023).
Sedikitnya ada tiga baliho yang dirusak dan semuanya calon legislatif dari PDI Perjuangan. Selain baliho capres Ganjar-Mahfud, juga baliho bergambar caleg DPR RI dari PDIP IGA Diah Werdhi Srikandi dan caleg DPRD Jembrana dapil Mendoyo, Ni Made Sri Sutharmi yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Jembrana.
Belum diketahui pasti pelaku maupun motif perobekan baliho ini. Baliho-baliho ini terpasang memasuki masa kampanye pada tanggal 28 November lalu. Polisi juga telah menangkap empat pria yang diduga merusak baliho Ganjar-Mahfud di sana.
"Sudah kami amankan dan koordinasi dengan Bawaslu Jembrana karena laporannya ke sana (Bawaslu)," kata Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana, Sabtu (2/12/2023).
Juliana mengatakan keempat pemuda itu ditangkap pada Sabtu siang. Polisi kini masih mendalami motif para pelaku diduga merusak alat peraga kampanye (APK) tersebut.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Jembrana, Pande Made Ady Muliawan, mengatakan Bawaslu memiliki waktu dua hari untuk mengkaji dan menentukan apakah kasus itu terpenuhi secara formil maupun meteriil.
"Kami masih menggali data dan fakta terkait empat orang terduga pelaku yang melakukan perusakan baliho tersebut," kata Pande.
Menurut Pande, ini merupakan laporan bersifat pidana yang pertama ke Bawaslu Jembrana pada masa kampanye.
Alasan raja-raja Timor mengamuk saat kampanye Ganjar, baca di halaman selanjutnya...
(dpw/dpw)