Pengelola Objek Wisata Sangeh I Made Mohon khawatir keberadaan anjing liar mengancam monyet-monyet di objek wisata Hutan Alas Pala Sangeh. Pasalnya, anjing liar adalah hewan penular rabies (HPR) jika belum divaksinasi antirabies.
Memang saat ini, Dinas Pertanian Badung sudah memvaksinasi anjing-anjing di wilayah setempat, baik yang dikandang maupun dilepasliarkan. Namun, ia khawatir dengan keberadaan anjing liar di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali.
"Karenanya, sifatnya mengancam keberadaan monyet di kawasan hutan. Kalau terjadi (rabies) habislah kami. Jelas kami jadi sangat khawatir karena selain anjing, rabies kan menular juga dari kucing dan monyet," ujarnya, Sabtu (15/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila anjing liar dibiarkan, sambung Mohon, maka mengancam monyet-monyet. "Makanya, eliminasi anjing yang belum divaksin, yang belum ada tanda pita di lehernya. Satu, untuk mengurangi anjing liar. Dua, antisipasi penularan rabies dari anjing liar ke monyet," imbuhnya.
Apalagi, turis yang datang mengetahui perkembangan rabies. Jangan heran, turis menjadi lebih hati-hati berinteraksi dengan monyet yang ada di Hutan Alas Pala Sangeh.
Tidak cuma itu, Mohon menyadari isu rabies juga memengaruhi keinginan turis melancong ke Sangeh. "Turis kan sensitif. Mereka tahu informasi, sangat hati-hati," jelasnya.
"Kalau kena cakar sedikit, mereka sadar harus cuci luka dengan air. Tapi, kami sampaikan di Sangeh ini belum ada kasus rabies, baik hewan maupun manusia," lanjut Mohon.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Badung I Gde Asrama mengaku sudah menerjunkan 11 tim di enam kecamatan untuk memvaksinasi lebih dari 80 ribu ekor anjing.
(BIR/nor)