Cerita Dokter Spesialis Anak Rawat Bocah Bergejala Rabies hingga Meninggal

Sikka

Cerita Dokter Spesialis Anak Rawat Bocah Bergejala Rabies hingga Meninggal

Ambrosius Ardin - detikBali
Sabtu, 15 Jul 2023 10:51 WIB
Ilustrasi Anak di Malaysia Meninggal karena Cuaca Panas
Ilustrasi anak meninggal akibat rabies. (Foto: iStock)
Sikka -

Seorang bocah berinisial AD asal Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia di RSUD TC Hilers Maumere, Jumat (14/7/2023). Bocah berusia enam tahun itu mengembuskan napas terakhirnya setelah 11 hari dirawat di rumah sakit tersebut.

Dokter spesialis anak RSUD TC Hillers Maumere Mario B Nara menceritakan kondisi AD sudah tergolong parah dengan gejala khas rabies. Ia mengungkapkan AD dirawat di ruang isolasi ruangan anak RSUD TC Hillers Maumere sejak 3 Juli lalu.

"Pasien masuk dalam kondisi gelisah, bicara sembarang, makan sedikit-sedikit tapi tidak bisa minum. Jadi masih terpasang infus dan diberikan nutrisi melalui cairan infus," ungkap Mario, Jumat (14/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mario menuturkan AD digigit anjing pada bagian dagunya pada 11 Juni 2023. Ia tak mendapatkan vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR). Menurutnya, bocah malang itu baru dibawa ke puskesmas pada 3 Juli lalu dengan gejala rabies. AD kemudian dirujuk ke RSUD TC Hillers pada hari itu juga.

Menurut Mario, gejala yang dialami AD menunjukkan virus rabies sudah mencapai otaknya. "Kalau sudah ada gejala-gejala bicara sembarang, takut air, takut cahaya dan takut angin, artinya virus rabies sudah mencapai otak sehingga kondisi sudah berat," imbuh dokter yang menangani AD itu.

ADVERTISEMENT

Selama 11 hari dirawat di RSUD TC Hillers, Mario melanjutkan, AD diberikan obat penenang dan obat lainnya. Kebutuhan nutrisi untuk tubuhnya hanya bisa diberikan melalui cairan infus dan selang lewat hidung ke lambung.

"Makan minum via infus dan selang lewat hidung ke lambung, obat antiinfeksi, obat turun panas, dan lain-lain," jelas Mario.

Menurut dia, AD tergolong pasien yang cukup kuat karena bisa bertahan hingga 11 hari perawatan. Perawatan pasien lain yang terserang virus rabies seperti AD, kata Mario, hanya bertahan paling lama lima hari.

"Pasien anak ini cukup kuat bisa bertahan sampai 11 hari perawatan. Biasanya kalau virus rabies sudah mencapai otak seperti pasien-pasien sebelumnya hanya bisa bertahan rata-rata tiga hingga lima hari," ujar Mario.

Sebagai informasi, Kabupaten Sikka berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies pada Juni lalu. Sementara itu, populasi anjing sebagai salah satu hewan penular rabies (HPR) di Sikka mencapai 55 ribu ekor. Sembari menggencarkan vaksinasi antirabies, warga setempat diminta untuk mengikat dan memasukkan anjing peliharaan mereka ke dalam kandang




(iws/iws)

Hide Ads