Poltracking Indonesia, lembaga survei, menjawab keheranan Partai Perindo soal mengeliminasi nama Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dalam simulasi 20 nama calon wakil presiden (cawapres) pada hasil survei terbarunya.
"Sebenarnya, bukan menyingkirkan nama TGB. Nama TGB dalam survei-survei Poltracking sebelumnya belum pernah masuk. Di lembaga-lembaga survei mainstream pun belum pernah saya lihat," tutur Peneliti Poltracking Indonesia Masduri, Sabtu (29/4/2023).
Nama TGB, sambung dia, masuk dalam simulasi cawapres di salah satu lembaga survei dengan perolehan 0,5 persen. Di Poltracking, justru TGB masuk dalam dalam capres sebagai apresiasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami hendak mengukur potensi elektabilitasnya (TGB) dan levelnya tinggi. Kami memasukkan sebagai capres. Bukan cawapres," lanjut Masduri.
Memang benar, TGB sempat masuk Poltracking April 2023. Namun saat itu, elektabilitas TGB hanya 0,3 persen. Data ini menunjukkan bahwa nama tersebut tidak potensial.
"Jadi secara analisis kualitatif dan kuantitatif tidak ada alasan untuk mendalami nama tersebut lagi. Dalam survei, peneliti selalu mempertimbangkan nama-nama yang masuk dalam simulasi," terang pria yang bergabung di Poltracking sejak 2013 silam itu.
Terakhir, Masduri menggarisbawahi lembaga surveinya selalu objektif dan netral dalam meramu dan menyajikan hasil survei. Ia memastikan pilihan tersebut berada dalam jalur dan kaidah riset yang ilmiah.
"Tidak ada tendensi untuk menyingkirkan nama-nama kandidat. Murni pertimbangannya tren politik terakhir (elektabilitas dari pemilih) atau potensi namanya di elite (kemungkinan mendapatkan boarding pass dari partai politik)," beber Masduri.
Sebelumnya, Ketua DPW Partai Perindo NTB Khairul Rizal mempertanyakan mengapa survei Poltracking Indonesia tidak mencantumkan nama TGB dalam simulasi 20 cawapres.
"Ini perlu kita pertanyakan. Soal independensi lembaga survei. Coba dianalisis mengapa hanya TGB yang dibuang pada simulasi cawapres, sedangkan nama-nama lain tetap," kata Ketua DPW Partai Perindo NTB Khairul Rizal pada Jumat malam (28/4/2023).
Suami Wakil Gubernur NTB itu menyebut Poltracking malah memasukkan nama-nama lain dalam simulasi cawapres yang sebelumnya tidak masuk di dalam 20 nama simulasi capres.
Nama-nama baru yang dimasukkan di antaranya Bambang Soesatyo, Chairul Tanjung hingga Ahmad Heryawan.
"Ini perlu dipertanyakan soal mekanisme yang digunakan. Lembaga survei harus fair (adil), karena hasilnya ini akan menjadi acuan masyarakat dalam memilih pemimpin nantinya. Mengapa hanya TGB yang dieliminasi?" pungkasnya.
(BIR/BIR)