"Para pengusaha (penyewa) ini sedang dicarikan jalan agar mereka bisa dibantu, antara lain dengan rekayasa lalu lintas serta mendekati para pengusaha hotel untuk membeli sepeda listrik mereka," ujarnya saat dihubungi detikBali, Sabtu (8/4/2023).
Menurut Dezire, para penyewa sepeda listrik akan membantu menjaga serta mengawasi keamanan dan kenyamanan pedestrian Sanur. "Saat ini pengusaha penyewaan sepeda listrik mendukung kebijakan bapak wali kota, dan seperti dapat dilihat sudah tidak ada sepeda listrik lagi di pantai," katanya.
Peralihan jalur sepeda listrik ke Jalan Tamblingan, sebut Dezire, tidak efektif dan sepi peminat. "Sudah dicoba, memang tidak seramai dulu," ungkapnya.
"Bapak wali kota beserta jero bendesa terus berupaya mencarikan solusi agar sepeda listrik dapat difungsikan di tempat yang tepat," imbuhnya.
Sementara itu, Made Korin (50) salah satu eks pengusaha penyewaan sepeda listrik di sekitar Pantai Segara Ayu, sekarang beralih menyewakan sepeda kayuh. Ia memilih menjual sepedanya.
"Percuma, tidak ada yang mau pakai kalau tidak boleh di sekitar pantai. Sekarang menyewakan sepeda biasa saja," kata Made saat ditemui detikBali, Sabtu (8/4/2023).
Ia menjual sepeda listrik miliknya sekitar Rp 2,4 juta per unit, padahal dulu belinya Rp 6 juta. Ia pun mengaku rugi, apalagi karena peminat sepeda listrik lebih banyak dibanding sepeda kayuh.
"Ya lebih banyak yang sewa sepeda listrik, karena mereka bisa ke Mertasari, pedagang lain juga kebantu jualannya dibeli," pungkasnya.
(irb/efr)