Imbas Larangan Impor Baju Bekas, Pasar Kodok Tutup Lapak Sudah 3 Hari

Tabanan

Imbas Larangan Impor Baju Bekas, Pasar Kodok Tutup Lapak Sudah 3 Hari

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 18 Mar 2023 14:41 WIB
Larangan impor baju bekas membuat Pasar Obral Bekas (OB) atau Pasar Kodok di Tabanan tutup. Mereka berhenti berdagang sudah tiga hari.
Suasana Pasar Obral Bekas (OB) atau Pasar Kodok di Tabanan tutup setelah larangan impor baju bekas, Sabtu (18/3/2023). (Chairul Amri Simabur/detikBali).
Tabanan - Larangan impor baju bekas (thrifting) membuat Pasar Obral Bekas (OB) atau dikenal Pasar Kodok di Kabupaten Tabanan menutup lapaknya. Sudah tiga hari pasar yang terletak di Banjar Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, setop beroperasi.

Pantauan detikBali pada Sabtu (18/3/2023), aktivitas di Pasar Kodok lengang di seluruh bloknya. Kios atau lapak tempat para pedagang menggantung pakaian atau celana bekas pun seluruhnya kosong.

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar sana menyebut aktivitas pasar tersebut mulai terhenti setidaknya mulai Kamis (16/3/2023) lalu.

Itupun setelah dini harinya, pasar itu dirazia polisi. Bahkan, pakaian atau celana bekas yang belum dijual dan tersimpan di beberapa gudang kena sita.

"Katanya perintah dari atas," ujar seorang perempuan yang bermukim di kompleks tersebut seraya memastikan sejak itu para pedagang diminta berhenti berjualan.

"Kapan akan bukanya lagi? Ya, tidak tahu," kata ibu-ibu yang enggan disebut namanya itu sambil bergegas pergi.

Tutupnya Pasar Kodok membuat kaget para pelanggan dari sejumlah wilayah di Bali.

Mereka yang datang berkunjung menggunakan sepeda motor atau mobil kebingungan dengan suasana pasar yang kosong melompong.

Beberapa di antaranya ada yang sampai mengitari areal pasar sembari mengendarai motornya.

Putu Kudana (32), seorang pelanggan dari Bangli, mengaku bingung melihat kondisi pasar yang lain dari hari biasanya.

"Kok tutup ya? Terus chat (pesan instan) saya ke tempat langganan saya juga nggak ada yang dibalas," ungkap Kudana yang akhirnya parkir di depan salah satu lapak pinggir jalan utama.

Kudana mengaku tiap pekan selalu menyempatkan diri mampir ke Pasar Kodok untuk berbelanja. Itu pun untuk ia jual kembali di Bangli. Sudah tiga tahun ia berjualan pakaian bekas.

"Saya beli untuk dijual lagi," tuturnya mengakui merogoh kocek Rp 2 juta sebagai modal.

Itu pun, sambung dia, khusus untuk mencari pakaian-pakaian bermerek. Macam Nike, Converse, dan beberapa merek terkenal lainnya.

Menurutnya, pakaian-pakaian bermerek itu bisa ia peroleh di harga Rp 50 ribu-Rp 75 ribu. Saat dijual, ia bisa lepas di harga Rp 150 ribuan. "Yang bermerek itu paling banyak dicari," tukasnya.

Secara terpisah, Perbekel atau Kepala Desa Dauh Peken I Komang Sana Yasa mengatakan tidak mengetahui kondisi terakhir pasar tersebut.

"Saya tidak dengar. Belum ada informasi ke saya juga," sebut Sana Yasa di sela persiapan upacara Melasti Desa Adat Kota Tabanan.

Ia menyebutkan selama ini tidak intens memonitor kegiatan di pasar tersebut. Karena pasar tersebut tidak di bawah pengelolaan desa. "Karena itu, kami tidak sering memonitor," pungkasnya.

Diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan agar impor baju bekas disetop. Hal ini dikarenakan impor baju bekas merugikan industri di dalam negeri.

"Jadi, yang namanya impor pakaian bekas, setop. Mengganggu, sangat mengganggu industri dalam negeri kita," terang Jokowi di Istora Senayan, Rabu (15/3/2023).


(BIR/iws)

Hide Ads