Korban Suspek Rabies di Jembrana, Vaksinasi Emergency Sasar 3 Banjar

Korban Suspek Rabies di Jembrana, Vaksinasi Emergency Sasar 3 Banjar

Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 07 Mar 2023 12:41 WIB
Vaksinasi emergency yang dilakukan petugas Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana pada wilayah zona merah di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Selasa (7/3/2023).
Foto: Vaksinasi emergency yang dilakukan petugas Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana pada wilayah zona merah di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Selasa (7/3/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/DetikBali)
Jembrana -

Buntut dari meninggalnya seorang ibu rumah tangga (IRT), Tim Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana menggelar vaksinasi rabies emergency di wilayah Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. Adapun IRT tersebut memiliki riwayat digigit hewan penular rabies (HPR).

Dengan adanya kasus ini, Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan pihaknya langsung menerjunkan tiga tim reguler pada tiga banjar di Desa Kaliakah.

Dari pantauan detikBali, tim melakukan vaksinasi di seluruh rumah warga daerah kasus gigitan. Selain menyasar anjing, petugas juga menyasar kucing warga yang berpotensi menularkan rabies.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas sempat kesulitan dengan anjing yang diliarkan pemiliknya, sehingga harus dilakukan vaksin menggunakan tulup.

"Hari ini kami langsung terjunkan personel untuk laksanakan vaksinasi emergency didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Penyaringan. Untuk banjar lain akan dilanjutkan di hari berikutnya," ungkap Widarsa, Selasa (7/3/2023).

ADVERTISEMENT

Menurutnya pelaksanaan vaksinasi cukup maksimal, dalam artian vaksinasi dilakukan kepada seluruh HPR sasaran di wilayah zona merah (Desa Kaliakah). Dengan demikian diharapkan nantinya kasus serupa tak terulang kembali.

Widarsa juga masih menyusun jadwal untuk vaksinasi massal. "Kami vaksin sebanyak yang didapatkan. Pokoknya kami bekerja maksimal. Dan jika nanti ada sisanya dilanjut vaksin massal," tegasnya.

Tim juga telah melakukan KIE atau edukasi terhadap keluarga maupun warga setempat untuk melakukan vaksin anjing secara rutin, dan tidak meliarkan anjing.

"Dan terpenting jika ada gigitan cepat lakukan langkah penanganan awal dan melaporkan ke faskes atau rabies center terdekat," tegasnya.

Sementara Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana menjelaskan, setelah adanya warga yang meninggal dunia dengan riwayat gigitan anjing dan menunjukkan gejala rabies pihaknya langsung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE).

"Kami sudah lakukan penyelidikan epidemiologi (PE). Dari informasi, kasus gigitan itu terjadi 1 Januari 2023 lalu," kata Adnyana.

Dengan riwayat gigitan serta adanya gejala mengarah ke rabies, Adnyana menjelaskan bahwa kasus ini dikategorikan sebagai suspek. Sampai dengan Maret 2023 sudah ada dua warga Jembrana yang meninggal dengan status suspek rabies.

"Pada kedua kasus ini warga tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat karena tidak melapor ke faskes terdekat," ujar Adnyana.

Adnyana menambahkan setelah dilakukan KIE, diketahui pemahaman warga mengenai rabies masih kurang sehingga kerap abai dengan kasus gigitan. "Mereka hanya mengetahui ketika terjadi gigitan dengan mencuci luka saja, tapi untuk ke faskes belum dilakukan," jelasnya.

Disinggung mengenai vaksin anti rabies (VAR) terhadap keluarga korban, Adnyana menyebutkan hanya diberikan kepada sang suami yang sempat kontak langsung. "Suami korban kami arahkan ke faskes terdekat untuk mendapatkan VAR," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, IRT berinisial Ni Putu N meninggal pada Senin (6/3/2023) karena tidak mendapat penanganan.




(efr/nor)

Hide Ads