Bandara Bali Kaji Dampak Travel Warning Australia terhadap 5 Maskapai

Badung

Bandara Bali Kaji Dampak Travel Warning Australia terhadap 5 Maskapai

Triwidiyanti - detikBali
Jumat, 09 Des 2022 11:47 WIB
Suasana Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali beberapa waktu lalu.
Suasana Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali beberapa waktu lalu. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Badung -

General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menyebut pihaknya akan mengkaji dampak travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia pasca-disahkannya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia. Sejauh ini, ada lima maskapai yang melayani penerbangan rute Australia-Bali.

Kelima maskapai tersebut antara lain Jetstar Airways, Virgin Australia, Qantas Airways, Batik Air, dan Air Asia. Kelima maskapai itu melayani penerbangan ke Bali dari 6 rute, yakni Adelaide, Darwin, Perth, Melbourne, Sydney, dan Brisbane.

"Kalau memang ada travel warning dari Australia, kami akan memfokuskan lagi dari 5 maskapai yang melayani penerbangan Australia-Bali. Setiap hari kami akan mengkaji jumlah load factor-nya," kata Handy kepada wartawan di Gedung Wisti Saba Bandara I Gusti Ngurah Rai, Jumat (9/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan bagi warganya yang melakukan perjalanan ke Indonesia. Travel warning itu dirilis usai disahkannya KUHP tentang larangan seks di luar nikah oleh DPR RI.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah memperbaharui saran perjalanannya menjadi "berhati-hati". Penyebabnya lantaran adanya aturan baru yang melarang seks di luar nikah baik warga lokal maupun turis asing.

ADVERTISEMENT

"Parlemen Indonesia telah meloloskan revisi hukum pidana, yang mencakup hukuman untuk kohabitasi dan seks di luar nikah," kata pembaruan yang di-posting di situs web Smart Traveler, dikutip News.Com.Au.

"Wisatawan berhati-hatilah... karena jika tidak, kita dapat melihat beberapa situasi yang sangat tidak menguntungkan di mana kita harus memberikan bantuan konsuler kepada orang-orang yang tanpa sadar atau tidak sengaja melakukan hal yang salah," tambah pengumuman itu.

Handy menjelaskan, sejauh ini belum ada pembatalan kunjungan wisatawan Australia yang hendak berlibur ke Bali. Realisasi data penumpang Australia menurutnya juga masih stabil. Bahkan, pertumbuhannya signifikan terhitung sejak April hingga Oktober 2022.

"Kami masih terus memantau hari ke hari karena data di kami masih stabil di (Terminal) Kedatangan Internasional," kata Handy.

Ia optimis, jumlah penumpang di kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai kian meningkat menjelang akhir tahun 2022. Di sisi lain, ia menyebut Australia menyumbang jumlah wisatawan terbanyak ke Bali, yakni sebesar 30 persen.

"Kami rasa akhir tahun akan tumbuh lagi karena masuk peak season (puncak musim liburan, red.)," tandasnya.

Sebagai informasi, sepanjang November 2022, Bandara I Gusti Ngurah Rai mencatat keseluruhan penumpang sebanyak 1.308.824 orang. Rinciannya sebanyak 674.041 penumpang domestik dan 634.783 penumpang internasional.

Adapun penerbangan internasional didominasi dari Australia sebanyak 194.210 penumpang. Saat ini, penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai terdapat sebanyak 24 rute ke 14 negara yang dilayani oleh 27 maskapai.




(iws/dpra)

Hide Ads