Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) di Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, kembali terisolasi. Sebabnya, akses warga satu-satunya warga di banjar tersebut putus akibat diterjang banjir bandang awal pekan lalu.
Warga setempat sebenarnya sempat membangun jembatan darurat sepanjang 15 meter menggunakan bambu. Namun, jembatan tersebut kembali hancur diterjang banjir, Selasa (25/10/2022) malam.
"Jembatan darurat kami sudah hancur akibat diterjang banjir kemarin malam, sehingga kami kembali turun ke sungai agar dapat berkegiatan," kata seorang warga bernama Nyoman Merta, Rabu (26/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merta menambahkan, pembuatan jembatan darurat tersebut sebenarnya untuk memudahkan mobilitas warga, khususnya sebagai akses untuk para siswa yang hendak bersekolah.
"Sebelumnya siswa digendong untuk melewati sungai agar bisa bersekolah," ungkap Merta.
Tak hanya itu, setelah akses jalan terputus akibat banjir bandang, warga sempat terjebak selama dua hari akibat derasnya aliran sungai. Mereka pun hanya memanfaatkan bahan makanan yang ada sebelum akhirnya mendapat bantuan sembako.
Bahkan, tiga hari usai banjir, warga harus gotong royong mengangkat sepeda motor menyeberangi sungai agar dapat membeli kebutuhan sehari-hari. "Hari ini, jembatan darurat kami sudah hancur akibat diterjang banjir kemarin malam, sehingga kami kembali turun kesungai agar dapat berkegiatan," papar Merta.
Terpisah, Kelian Banjar Sekarkejula Kelod, I Nyoman Supardi mengatakan warga kembali akan gotong royong membangun jembatan darurat. Ia berharap akses warga tersebut segera diperbaiki agar warga dapat beraktivitas kembali.
"Kami berencana akan membuat kembali jembatan darurat, namun lebih tinggi lagi untuk menghindari derasnya aliran sungai," tandasnya.
(iws/hsa)